Pelaku pasar uang dari Bank Resona Perdania, Muhammad Fauzi Halim mengemukakan bank sentral AS yang masih akan mempertahankan suku bunga rendahnya untuk waktu yang lebih lama membuat dolar akan cenderung melemah. “Karena tidak menarik bagi para pengelola dana,” kata Fauzi.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang dunia pada hari Jumat lalu kembali turun 0,26 poin (0,35 persen) ke level 75,28. Dan rupiah juga terlihat menguat hingga ke level 9.325 per dolar AS di perdagangan New York
Para pelaku pasar lebih memilih menanamkan investasinya kedalam mata uang yang memberi imbal hasil tinggi di pasar berkembang seperti dikawasan regional (carry trade). “Dolar Australia yang kembali menaikan suku bunganya, dan franc Swiss menjadi incaran,” ujarnya.
Rupiah, masih menurut Fauzi menjadi tujuan investasi mereka sehingga aliran dana asing akan kembali masuk ke pasar instrumen investasi domestik baik bursa saham, maupun pasar obligasi. Namun, masuknya uang panas (hot money) ini sebenarnya juga tidak bagus dimana sifatnya hanya jangka pendek dan bisa keluar kapan saja.
Fauzi memproyeksikan rupiah hari ini akan mencoba kembali menguat hingga 9.330 per dolar AS, dan bila melemah akan kembali ke 9.400. Dimana faktor global masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah.
VIVA B KUSNANDAR