"Jadi produksi dari lahan-lahan baru itu tidak akan menimbulkan distorsi pasar," kata Menteri Pertanian Suswono dalam konferensi pers bersama Wakil Presiden Boediono di teras kamar Hotel Hassler, Roma, tempat rombongan delegasi Indonesia ke Konferensi Tingkat Tinggi Ketahanan Pangan menginap. Duta Besar Republik Indonesia untuk Italia, Mohamad Oemar, juga ikut dalam konferensi pers Rabu siang waktu setempat atau Rabu malam waktu Indonesia barat itu.
Pagi harinya, ketika berpidato di ruang sidang utama Gedung FAO, Boediono mengatakan, pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur pertanian, merupakan prioritas tertinggi pada rencana pembangunan. Pemerintah Indonesia, ia mengatakan , siap menghapuskan sejumlah aturan yang menghalangi investasi di sektor pertanian. "Fokus utama pada strategi kami adalah meningkatkan sistem logistik guna mengoptimalkan potensi geografis kami yang besar," katanya.
Menurut Suswono, penyediaan lahan dalam skala luas buat investasi sektor pangan ini merupakan program 100 hari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, sejumlah aturan dalam bentuk peraturan pemerintah atau peraturan presiden juga sedang disiapkan. Ia menyebutkan, investor dalam negeri diprioritaskan pada sektor ini. Jika susah didapatkan, ia menambahkan, baru akan dibuka buat investor asing.
Kemungkinan menggaet investor pada bidang pertanian ini juga dibahas dalam pertemuan Boediono dengan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin HJ Mohd Yassin di Ruang Pakistan, Gedung FAO, sesaat setelah Boediono usah berpidato. Menurut Boediono, kedua negara akan menjajaki kemungkinan bekerja sama. Indonesia menyediakan lahan dan Malaysia menyediakan teknik serta manajemen. "Lalu kita akan cari pihak ketiga untuk mendanai program ini," kata Boediono.
Budi Setyarso (Roma)