TEMPO Interaktif, Cirebon - Dua warga Kota Cirebon positif terkena penyakit filarias alias kaki gajah. Dinas Kesehatan Kota Cirebon sendiri hanya menganjurkan untuk menjalankan pola hidup sehat.
Mereka adalah Iskandar,45, warga Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, serta Sri Atun,47, warga Jalan Tampomas, Perumnas, Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
"Kalau Iskandar memang warga Kota Cirebon, kegiatan sehari-harinya lebih banyak dilakukan di Kota Cirebon. Kami mendatanya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Kaptiningsih.
Menurut Kaptiningsih, Dinas Kesehatan belum akan melakukan pengobatan massal. Meski begitu, mereka akan mengambil sampel darah warga di Kelurahan Larangan. Gunanya untuk mengetahui apakah di daerah itu sudah tersebar penyakit filarias seperti yang dialami salah satu warganya. "Namun hasil tesnya baru diketahui 3 bulan mendatang," katanya.
Selanjutnya, mereka juga minta ke warga Kota Cirebon mengubah pola hidupnya menjadi lebih sehat. Juga dengan makanan sehat untuk menghindari penyebaran penyakit kaki gajah ini.
Sementara itu, Iskandar yang bekerja sebagai penjahit mengungkapkan jika pembengkakan kakinya sudah terjadi sekitar 3 tahun lalu. "Tapi saat saya berobat, saya tidak pernah divonis atau dibilang terkena kaki gajah," ungkapnya.
Awalnya, kata Iskandar, ia mengalami suhu badan yang panas tapi justru dingin yang dirasakan. "Tulang tidak linu, hanya panas dingin," katanya. Secara perlahan kaki kanannya pun mulai membesar.
Iskandar pun mengaku sebelumnya ia pernah berobat ke dokter. Oleh sang dokter ia hanya divonis menderita pembengkakan kelenjar. "Saya juga pernah berobat ke puskesmas, lalu diberi obat," katanya. Namun, obat itu hanya diberi satu butir dan setelah itu tidak diberi lagi.
Ia pun mengaku pernah dites darah. "Tetapi hingga kini tidak ada hasilnya," katanya. Saat ditanyakan apakah menderita kaki gajah terasa sakit, Iskandar mengungkapkan tidak terasa. "Tetapi memang mengganggu saat kerja," katanya.
IVANSYAH