Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Fuad Rahmani, mengungkapkan neraca berjalan Indonesia terus menuai hasil positif dalam beberapa bulan terakhir. Tapi dia tak bisa memastikan jumlah persis aliran dana masuk dari para investor.
Namun, dia mengakui adanya kekhawatiran perekonomian menggelembung (bubble economic) dan bisa sewaktu-waktu bergejolak akibat penarikan besar-besaran dana dari pasar dalam negeri. “Tapi perekonomian kita masih positif, fundamental kita sangat bagus,” ujarnya di Departemen Keuangan, Jakarta, Senin (23/11).
Sebelumnya, beberapa negara terutama negara berkembang mulai menerapkan pengetatan pada pasar investasi mereka untuk mengantisipasi ancaman keluarnya dana asing jangka pendek secara besar-besaran menyusul pemulihan ekonomi global.
Kalangan ekonom dalam negeri pun menyerukan pemerintah juga melakukan hal serupa dengan mengatur pembatasan masuknya dana asing ke beberapa instrumen investasi dalam di Indonesia seperti Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi negara.
Namun, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pekan lau menyatakan usulan itu tak perlu dilakukan di tengah upaya pemerintah membangun pasar modal yang kuat. Dana di pasar modal diyakini bakal menjadi modal bagi pembangunan.
Meski dia pun berharap investasi yang masuk merupakan dana-dana jangka panjang yang bisa langsung diserap oleh sektor riil. “Oleh sebab itu kami akan berupaya menyiapkan sarana investasinya dengan pembangunan infrastruktur dan kemudahan berusaha,” katanya.
Hal serupa diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan, Anggito Abimanyu, yang menilai kondis fundamental ekonomi dalam negeri masih sangat kuat dan tak perlu meniru disinsentif bagi dunia usaha yang diterapkan negara lain.
AGOENG WIJAYA