TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia segera melepas (spin off) tujuh unit bisnisnya menjadi anak usaha pada tahun depan. Wakil Direktur Utama GMF Agus Sudarya mengatakan pelepasan itu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
"Unit bisnis bisa lebih berkembang untuk melayani operator baik domestik maupun internasional," katanya di sela seminar tentang kalibrasi penerbangan di Jakarta, Selasa (24/11).
Agus mentargetkan pelepasan unit bisnis tersebut bisa meningkatkan pendapatan GMF menjadi US$ 320 juta pada 2011 dan US$ 700 juta pada 2012. Tahun lalu pendapatan GMF mencapai Rp 1,65 triliun dan tahun ini diperkirakan mencapai Rp 1,6 triliun. "Pendapatan tahun ini agak turun karena industri sedang lesu khususnya di layanan kargo," ujarnya.
Meski demikian GMF tetap mentargetkan kenaikan laba dari Rp 43 miliar pada tahun lalu menjadi Rp 46 miliar pada tahun ini.
Agus memaparkan unit bisnis yang akan dilepas paling awal adalah Industrial Gas Turbin Engine (IGTE) yakni awal tahun depan. Unit bisnis pelayanan logistik juga akan dilepas pada pertengahan tahun depan. "Pelayanan logistik merupakan unit bisnis yang paling siap untuk dilepas," ujarnya. Unit lainnya adalah sekolah teknisi yang akan dilepas pada pertengahan 2010.
GMF akan bekerja sama dengan Boeing Approved Maintenance Training Organization (AMTo) untuk mendirikan pusat pelatihan guna meningkatkan kemampuan teknisi pesawat. Unit pengecatan pesawat dan tenaga ahli aviasi juga akan dilepas pada pertengahan 2010. Sedangkan unit kabin dan interior pesawat rencananya akan dilepas pada kuartal ketiga 2010. "Unit bisnis engine leasing company akan dilepas pada 2011," papar Agus.
Agus menambahkan GMF juga akan melepas unit bisnis kalibrasinya pada awal 2011. Kalau pun tahun depan, katanya, paling cepat pada kuartal keempat. "Tergantung kesiapan dan pengakuan dari otoritaas," ujarnya.
Dia menambahkan GMF juga tengah memilih partner untuk bekerjsa sama dengan unit bisnis yang akan dilepas tersebut. Beberapa perusahaan yang sudah menjajaki kerja sama itu antara lain KLM Royal Dutch Airlines, ST Aerospace, dan Jazeera Airways.
"Mereka sudah mendekati tapi kami belum memutuskan," katanya.
DESY PAKPAHAN