TEMPO Interaktif, Jakarta -Tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 8,14 persen atau 9,26 juta jiwa usia angkatan kerja.
Cukup tingginya pengangguran tersebut menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar karena tidak seimbangnya pencari kerja dan lapangan kerja produktif.
Karenanya, dinilai sebagai masalah serius karena dikawatirkan berdampak terhadap instabilitas ekonomi, politik dan keamanan sekaligus menggambarkan banyaknya sumber daya yang terbuang percuma.
Selain akibat pengaruh pertumbuhan ekonomi juga karena rendahnya kualitas angkatan kerja, yang sebanyak 54 persen berpendidikan dibawah tingkat Sekolah Dasar.
Era persaingan telah beralih dari aset berwujud seperti tanah, properti dan mesin menjadi peranan aset tak berwujud yaitu informasi, sikap mental, disiplin, kualitas sumber daya manusia.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar mengatakan pula bahwa kurangnya motivasi masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja baru (usaha mandiri) sebagai wirausaha (entrepreneurship).
"Ada generasi ongkang-ongkang sebagai cenderung menunggu nasibnya," kata Muhaimin sebelum melakukan pencananganan program aksi Gerakan Penanggulangan Pengangguran di Nusa Tenggara Barat di kantor Layanan Terpadu Satu Pintu, Rabu (25/11) siang.
Di sana, Muhaimin Iskandar menyerahkan dua paket program perluasan kesempatan kerja berupa Mobile Productivity Consultancy, Mobil Training Unit kejuruan las dan kejuruan sepeda motor, satu paket peralatan Bursa Kerja On Line, Bursa Kerja On Line, satu paket peralatan Balai Latihan Kerja dan satu paket peralatan Hyperkes.
Selain itu Muhaimin juga memberikan dana kemitraan beasiswa anak pekerja dan jaminan kecelakaan kerja Jamsostek Rp 2,481 miliar.
SUPRIYANTHO KHAFID