"Ekonomi pedesaan dan industri kecil diperkirakan tumbuh sehingga kredit juga meningkat," kata Managing Director BRI Sudaryanto Sudargo di Jakarta, Rabu (25/11). Kredit pedesaan dan industri kecil merupakan sasaran pembiayaan BRI.
Peningkatan kredit akan menggerus modal bank, sehingga bank membutuhkan dana tambahan agar kecukupan rasio (CAR) tetap pada batas tertentu. "Kami menjaga agar CAR minimal 12 persen," ujar dia. Pada September lalu, CAR BRI berada pada posisi 13,5 persen. Dengan obligasi, CAR diperkirakan meningkat di atas 14 persen. Tingkat CAR ini tidak terlalu tinggi karena banyaknya pemberian kredit.
Terdapat dua macam obligasi yang ditawarkan yaitu Seri A dengan jangka 5 tahun dan Seri B yang lamanya 10 tahun. Namun BRI belum menenentukan obligasi mana yang porsinya lebih banyak. "Tergantung respons investor dan pemintaan tenor," tutur dia.
BRI mematok bunga premium 60 hingga 160 basis point atau 0,6 atau 1,6 persen di atas imbal hasil Surat Utang Negara yang menjadi acuan obligasi tersebut. Obligasi yang menjadi acuan adalah FR0026 untuk Seri A, sehingga bunga obligasi ini diperkirakan antara 10-10,4 persen. Adapun acuan obligasi Seri B adalah FR0036, diperkirakan berbunga 10,9-11,9 persen.
Sudaryanto yakin obligasi ini akan meningkatkan pertumbuhan kredit sehingga mencapai angka yang ditargetkan Bank Indonesia. "BI targetkan 20 persen, kami optimis bisa naik antara 20 hingga 25 persen," ujar dia. Pada September 2009, total penyaluran kredit sebesar Rp 194,07 triliun.
FAMEGA SYAVIRA