TEMPO Interaktif, Washington - Amerika Serikat akan meninggalkan Afganistan delapan tahun lagi dari saat ini, kata Gedung Putih hari Rabu, di saat Presiden Barack Obama bersiap-siap menjelaskan alasannya memperpanjang perang Afganistan kepada rakyat Amerika minggu depan.
Setelah berbulan-bulan menimbang tuduhan Partai Republik bahwa dirinya merasa gentar di Afganistan di saat kekerasan meningkat, Obama hari Kamis akan berpidato terkait perang mahal dan tidak populer itu.
Dia diperkirakan akan mengumumkan rencananya mengirim sekitar 30 ribu tentara tambahan sebagai bagian dari strategi perangnya yang akan menekankan pada percepatan pelatihan pasukan keamanan Afgan sehingga tentara Amerika dapat ditarik secepatnya.
Kemungkinan Obama tidak akan mengatakan jadwal penarikan tentara secara spesifik. Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan Presiden Obama akan menekankan bahwa keterlibataan Amerika di Afganistan tidak segera berakhir.
"Kami sedang di tahun kesembilan dalam upaya kami di Afganistan. Kami tidak akan berada di sana delapan atau sembilan tahun lagi," ujar Gibbs kepada wartawan. "Waktu kami akan dibatasi dan penting bagi setiap orang untuk memahami," ujarnya.
Dia mengatakan Obama akan menggunakan pidato televisi prime-time untuk menekankan biaya dari perang itu, sekaligus menjelaskan alasan militer Amerika masih berada di Afganistan dan akan menekan Presiden Afganistan Hamid Karzai untuk meningkatkan kepemimpinannya setelah pemilihan diwarnai kecurangan Agustus lalu.
"Rakyat Amerika ingin mengetahui mengapa kita di sana, mereka ingin mengetahui apa kepentingan kita," ujar Gibbs.
Gedung Putih memperkirakan diperlukan dana US$ 1 juta (Rp 9,4 miliar) setahun untuk setiap tambahan seorang tentara ke Afganistan. Dengan defisit Amerika menyentuh US$ 1,4 triliun (Rp 13 ribu triliun) dan meningkatnya perhatian rakyat Amerika terhadap tingginya belanja pemerintah, pengiriman tentara tambahan akan menjadi langkah penuh risiko untuk Obama.
Demokrat, yang mengontrol Kongres, menghadapi kesulitan dalam pemilihan sela November 2010, di saat Republik mengeksploitasi ketidaknyamanan rakyat Amerika terkait defisit Amerika yang membengkak dan tingginya pengangguran.
REUTERS | ERWIN