Analisa dampak sistemik ini tidak dibuat dengan tergesa-gesa. Dewan Gubernur memiliki data dan informasi yang cukup dalam mengambil keputusan moneter dan perbankan. "Data selalu dilaporkan baik mingguan maupun bulanan," ujar juru bicara BI Diah Makhijani dalam siaran persnya di situs resmi Bank Indonesia, Ahad (29/11).
Bank Century mengalami kesulitan likuiditas yang berujung pada kegagalan kliring pada 13 November 2008. Rapat Komite Kebijakan Sektor Keuangan pada 20 November 2008 memutuskan untuk menyelamatkan Century. Sebanyak Rp 6,7 triliun telah ditalangkan untuk bank ini.
Dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia menilai Century sebagai bank gagal yang dikhawatirkan memicu penarikan uang secara besar-besaran pada bank-bank yang lebih kecil. Akibatnya, kelancaran sistem pembayaran akan terganggu.
Penutupan bank juga dinilai akan menimbulkan sentimen negatif di pasar keuangan. Situasi pasar keuangan jelang akhir 2008 diduga rentan dan mudah dipengaruhi berita negatif. "Penanganan kinerja bank gagal yang tidak komprehensif akan memperburuk kinerja pasar," kata dia.
Bank Indonesia menjelaskan, pada November 2008, peran bank Century dalam perekonomian tidak siginifikan. "Dalam kondisi tidak kritis, penutupan bank tidak menimbulkan dampak sistemik," ujar Diah. Namun kegagalan Century dinilai terjadi saat situasi ekonomi dan sistem perbankan domestik tengah genting.
Dalam kondisi krisis, risiko yang dihadapi perbankan meningkat. Penutupan sebuah bank berpotensi menurunkan kepercayaan masyarakat yang akan berdampak luas. Saat itu terdapat 23 bank dan beberapa bank perkreditan rakyat yang kondisi likuiditasnya sangat rentan terhadap isu tersebut.
Adapun sektor riil tidak akan banyak terpengaruh akibat masalah Century. "Kegagalan Bank Century memiliki dampak yang terbatas terhadap sektor riil," ujar Diah.
Peran Century pada pemberian kredit terhadap sektor riil tidak signifikan. Secara institusi bank juga dinilai tidak berdampak signifikan pada sektor perbankan. Pasalnya pangsa industrinya tidak terlalu besar.
FAMEGA SYAVIRA