Salah satu pembahasan, kata Sutarto adalah pemilihan negara asal impor. "Saat ini, produsen gula terbesar adalah Brasil dan Thailand," kata Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Perum Bulog ketika dihubungi Tempo, Ahad (29/11).
Namun, bila mengimpor gula dari Brasil akan mengalami kendala di pengangkutan barang akibat jarak yang terlalu jauh. "Jadi, yang paling reasonable (masuk akal) adalah (impor dari) Thailand," tutur dia. Menurut Sutarto, jenis gula yang akan diimpor adalah gula kristal putih. "Melihat masalahnyadari permasalahan bahwa yang kurang adalah gula untuk konsumsi," kata dia.
Baca Juga:
Stok gula konsumsi nasional saat ini 500 ribu ton. Stok diperkirakan hanya bisa memenuhi kebutuhan hingga dua bulan mendatang. Padahal, musim giling baru dimulai sekitar bulan Juni tahun depan. Kebutuhan gula dalam negeri per bulan mencapai 200 hingga 250 ribu ton. Bisa dikatakan Indonesia saat ini mengalami defisit gula.
Berbagai pihak menyarankan agar pemerintah mengimpor gula kristal putih untuk kebuthan konsumsi. Salah satunya adalah Asosiasi Pedagang Gula dan Terigu Indonesia (Apegti). Ketua Apegti, Natsir Mansyur berharap, bila ada impor gula sebaiknya hal itu dilakukan oleh Bulog.
Menurut dia, Bulog sudah berpengalaman dalam menangani impor gula. Pada 2007, pemerintah menyerahkan tugas impor gula sebesar 250 ribu ton pada bulog. "Kami juga berharap ke depan, bulog bisa berperan sebagai penyalur gula petani dan PTPN sebesar 2,3 juta ton," tutur dia.
EKA UTAMI APRILIA