"Risikonya kami tidak akan berani menjalankan pertumbuhan sehingga bank akan jalan di tempat," ujar Deputi Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Rabu (2/12).
Menurut dia, BCA sebagai bank yang menyediakan tabungan dan giro memiliki perputaran uang yang lebih cepat. Akibatnya biaya operasionalnya lebih besar. Apalagi, bank membutuhkan biaya untuk ekspansi. Jika tidak, bank tidak akan mampu membuka cabang baru. "Biaya overhead naik karena pertumbuhan," ujar dia.
Biaya overhead diakuinya bukan satunya penentu bunga kredit. Faktor lain yang juga penting adalah faktor risiko dan kompetisi dengan bank lain. "BI harus hati-hati jika memang akan menentukan margin bunga bersih," ujar Jahja.
Dia menyatakan, BCA telah menurunkan suku bunga sejalan dengan turunnya suku bunga BI atau BI Rate. Bunga Kredit Pemilikan Rumah yang sebelumnya mencapai 15 persen kini menjadi 9,9 persen. Bunga kredit korporasi telah turun hingga kurang dari 11 persen.
BCA menargetkan kredit meningkat pada 2010. Kondisi ekonomi yang baik diyakini akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga otomatis menaikkan jumlah kredit.
FAMEGA SYAVIRA | MUH SYAIFULLAH