"Lokasinya di mana, kami akan mengikuti jalur yang ditetapkan operator karena operator mengikuti perkembangan pasar," kata dia di Jakarta, Rabu (2/12).
Ia menjelaskan satu tower yang dibangun bisa digunakan oleh lima sampai enam operator secara bersamaan. Sementara biaya yang diperlukan untuk pembangunan satu tower antara Rp 600 juta sampai Rp 1,5 miliar tergantung jenisnya.
Dengan pembangunan tower baru ini TBG menargetkan pertambahan pendapatan sampai 30 persen dari pendapatan saat ini yang mencapai Rp 320 miliar. "Ini (tambahan pendapatan) dari tower baru dan efisiensi cost juga karena 60 persen dari pengeluaran kami termasuk fixcost," kata Chief Financial Officer TBG Helmy Yusman Santoso.
Saat ini TBG telah memiliki 1200 tower yang tersebar di Jawa, Bali, Kalimantan, Kepulauan Riau, Sumatera dan Sulawesi. Selain Jawa, tower baru juga akan dibangun terutama di Riau, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Sembilan operator yaitu Telkomsel, TelkomFlexi, XL, Indosat, Bakrie Telecom, Smart Telecom, Hutchinson, Mobile-8 dan Axis ikut menggunakan tower bersama.
"Buat operator kalau mau meningkatkan pasar dan jangkauan yang cepat ya menggunakan tower bersama karena towernya sudah ready (tersedia)," kata Helmy. Dengan cara ini juga akan mempermudah pengaturan rencana wilayah karena tidak perlu semua operator membangun tower di satu wilayah yang sama.
"Bisnis model ini yang akan berkembang cukup baik dua tiga tahun terakhir," ujar Helmy. Apalagi menggunakan satu tower bersama untuk beberapa operator bisa mereduksi biaya energi BTS sampai 54 persen.
KARTIKA CANDRA