Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar menyatakan dari total kebutuhan impor sebesar 500 ribu ton sudah dibagi antara PT Perkebunan Nusantar, Rajawali Nusantara Indonesia, dan PT Bulog. Izin impor dari Menteri Perdagangan saat ini tengah diproses.
"Mudah-mudahan akhir Desember ini sudah selesai untuk perizinannya, sehingga dugaan saya awal 2010 bisa dilakukan," kata Mustafa usai sidang paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (4/12).
Namun, asal negara yang akan mengimpor hingga kini belum jelas. Indonesia, kata Mustafa, lebih senang mengimpor dari Thailand, tapi Thailand sendiri belum kelihatan surplusnya. Dicari juga dari India dan Cina, namun India sendiri juga masih defisit karena faktor iklim.
"Tapi ya kita cari nanti dari beberapa negara itu. mudah-mudahan bisa menutup kekurangan 500.000 ton," katanya. Tapi, menurut Mustafa Pemerintah tak mematok impor harus 500 ribu ton. "Syukur-syukur kalau kita hanya butuh 300.000 ton," katanya.
Beberapa waktu lalu, Mustafa mengatakan kebutuhan gula sampai April 2010 masih kurang sekitar 500 ribu ton. Stok dalam negeri hanya sekitar 610 ribu ton, sementara kebutuhan gula mencapai 1,2 juta ton.
Jumlah kebutuhan gula hingga musim giling pada April 2010 sebanyak 1,2 juta ton, sedangkan suplai hanya 610 ribu ton. Kekurangan tersebut bisa ditutup oleh swasta di luar Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara atau dapat mengambil dari stok masyarakat.
Pemerintah juga berencana meningkatkan kapasitas gula industri dan konsumsi pada 2025. Untuk gula industri, kapasitasnya akan ditingkatkan dari 2,1 juta ton menjadi 3,3 juta ton. Sedangkan untuk gula konsumsi akan ditingkatkan menjadi 5,6 juta ton dari 2,7 juta ton.
GUNANTO ES | RIEKA RAHADIANA | KARTIKA CANDRA