Bila kedua jembatan penghubung ini tuntas, penduduk yang akan bepergian dari Palangkaraya ke empat kabupaten di wilayah barat yaitu Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya, tidak lagi harus memutar melewati Provinsi Kalimantan Selatan yang waktu tempuhnya lebih lama, sekitar 13 jam.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Tengah Ben Brahim kepada waratawan di Palangkaraya, Minggu (6/12), menjelaskan Jembatan Timpah yang beberapa waktu lalu ambruk saat penyelesain pekerjaaan tahap akhir, sekarang ini rangka bajanya mulai dipasang kembali dan awal 2010 pengerjaannya diperkirakan selesai.
Jembatan Timpah sepanjang 253 meter berada di Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas pada April lalu ambruk saat masih dikerjakan. Seharusnya proyek itu tuntas pada pertengahan Agustus 2009.
Jembatan yang membentang di Sungai Kapuas tersebut mulai dibangun pada 2007 dengan kontrak sistem tahun jamak senilai Rp 58,5 miliar, terdiri dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2007 senilai Rp 28 miliar, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2008 senilai Rp 21 miliar, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009 senilai Rp 9,5 miliar.
Menurut Ben, untuk Jembatan Kalahien di Kabupaten Barito Selatan saat ini juga terus dikerjakan dan akan tuntas pada April 2010.
“Kedua jembatan yang tengah kita garap pembangunannya ini berada di ruas Jalan Palangkaraya-Kabupaten Barito Selatan dan merupakan jalan nasional. Mengingat ruas jalan ini sangat strategis bagi Kalteng, maka saat sedang kita usul statusnya berubah menjadi jalan negara (nasional),” ujar Ben
Jalan provinsi yang menghubungkan Palangkaraya dengan Kabupaten Barito Selatan panjangnya mencapai 197 kilometer. Ada empat jembatan besar yang melintas di atasnya.
Selain kedua jembatan yang saat ini sedang dikerjakan tersebut, dua jembatan lainnya yaitu Jembatan Mengkutup (140 meter) dan jembatan Murui (180 meter) dengan total biaya pembuatnnya mencapai Rp 40 miliar yang dananya diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kalimantan Tengah (77,5 persen) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (22,5%)
KARANA WW