TEMPO Interaktif, Jakarta - Perlakuan brutal yang dilakukan Kepolisian Sektor Beji terhadap Rizal, korban salah tangkap, dianggap telah menciderai rasa keadilan masyarakat.
“Perlakuan mereka sangat sewenang-wenang,” ujar Rizal usai melaporkan kasusnya di ruang Sentara Pelayanan Kepolisian Polda Metro Jaya (6/12).
Rizal disergap dan dianiaya empat petugas kepolisian Sektor Beji di depan Depok Town Square kemarin malam. Direktur Komunitas Bambu itu diduga komplotan preman yang kerap beroperasi disekitar wilayah tersebut. Namun dugaan itu meleset. Belakangan polisi mengakui jika dirinya adalah korban salah tangkap.
Menurut Rizal, musibah yang ia alami merupakan cerminan watak kepolisian yang masih saja enggan mereformasi diri dalam menegakkan proses hukum. “Pendekatan purba, kayak zaman Jurrasic Park. Dugaan kesalahan yang dialamatkan kepada saya tidak didasari temuan fakta yang jelas, melainkan hanya berpaku pada pijakan asumsi,” ujarnya.
Musibah itu, kata Rizal, hendaknya dijadikan momentum bagi kepolisian untuk mengubah model pendekatan keamanan kepada masyarakat. Jika tidak, ia khawatir ketidakpercayaan publik terhadap lembaga itu akan terus terpuruk. “Ini momen yang harusnya disikapi polisi untuk mengubah sistem yang ada,” jelasnya.
RIKY FERDIANTO