Ceritanya bermula dari Syafril, yang masuk ruangan Jamkesmas, Dinas Kesehatan Cianjur, Senin pagi. Saat koleganya masih apel pagi di lapangan upacara, dokter Syafril malah asyik mencari ruangan, dan membakar rokoknya. Ruangan yang dipilih itu, tak hanya ber pendingin udara, tapi juga sudah ditempeli larangan merokok.
Begitu apel pagi selesai, Hendar, 42 tahun, staf di seksi itu masuk ruangan dengan terperangah. Ia melihat dokter Syafril menikmati kepulan asapnya di tengah mesin pendingin yang berpendar-pendar. Hendar menegur sopan. Ia menyarankan, Syafril merokok di luar. Tapi Syafril tak bergeming.
Berulang kali menegur tak digubris, Hendar pun lapor atasannya, Kepala Seksi Usia lanjut dan Jamkesmas, Nanang Sunarya. Nanang datang menegur Syafril. Mencoba merangkul Syafril, dan mengajak sama-sama merokok di luar ruangan. Tapi apa lacur, Syafril malah marah dan memelintir tangan Nanang.
Merasa diperlakukan tak sopan oleh anak buah, Nanang menepis dan menempeleng Syafril. Tak terima, Syafril pun balas memukul dan mencekik leher Nanang. Baku hantam pun terjadi, di depan puluhan warga yang mengantri pembuatan kartu jaminan kesehatan.
Beruntung, akhirnya bisa dilerai. Tapi Syafril, agaknya belum selesai. Sambil meloncat pergi, ia menebar ancaman. ”Awas, pokoknya persoalan ini belum selesai. Kita selesaikan di luar dan berkelahi secara jantan!" begitu Syafril berteriak.
Nanang mengaku tak habis pikir dengan kelakuan Syafril. Sebagai dokter, seharusnya Syafril tahu bahaya merokok, apalagi di ruang yang berpendingan udra. "Selain peraturannya begitu, secara kesehatan juga tidak baik merokok di ruang yang ber-AC," kata Nanang.
Nanang menganggap, anak buahnya itu lagi banyak pikiran. Sejak tiga bulan terakhir, ia harusnya pindah kerja ke Puskesmas Muka di Kecamatan Cianjur. Tapi Syafril menolak dimutasi dan sampai sekarang masih di Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur.
DEDEN ABDUL AZIZ