TEMPO Interaktif, Bandung - Pelaksanaan Ujian Nasional ditanggapi beragam oleh kalangan siswa kelas tiga di Bandung. Sebagian siswa ini menolak karena kelulusan harusnya tidak hanya ditentukan oleh ujian selama 2-3 hari itu. Siswa lainnya mendukung ujian nasional dan tengah menyiapkan diri agar bisa lulus.
Menurut Nadira, siswi SMP Taruna Bakti, Bandung, ia mendukung ujian nasional karena soalnya dinilai lebih gampang daripada ujian sekolah. "Teman-teman yang bilang begitu," katanya, Selasa (8/12). Walau begitu, ia mengaku ikut bimbingan belajar swasta sejak awal semester lalu agar bisa lulus dalam ujian Maret mendatang.
Di sekolah pun, katanya, guru-guru melakukan pemantapan belajar khusus bagi kelas 3. Setiap hari sejak dua minggu lalu, jam belajar siswa dimulai lebih pagi pukul 06.15 WIB, dari biasanya pukul 07.00. "Enak sih belajar pagi-pagi," ujarnya.
Pemantapan mata pelajaran itu misalnya Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, sesuai yang akan diujikan nanti. Pemantapan itu, ujar siswi di kelas dwi bahasa tersebut, akan dilanjutkan Januari tahun depan setelah ulangan umum selesai.
Sedangkan pelajar SMAN 9 Yeni Hendriyani mengatakan, ujian nasional membuat siswa hanya memikirkan soal nilai yang harus diraih nanti agar bisa lulus. Dia merasa sia-sia belajar selama 3 tahun jika hasilnya hanya diukur dengan ujian nasional. Padahal, katanya, siswa tak hanya mengejar nilai, melainkan ilmu di sekolah.
Penolakan serupa juga disampaikan Lutfi. Alasannya, hasil belajar siswa harusnya tidak ditentukan oleh ujian akhir, melainkan proses belajar keseluruhan selama tiga tahun. Dia sepakat jika ujian nasional tetap digelar pemerintah, tapi tidak menjadi syarat utama kelulusan.
ANWAR SISWADI