Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menteri Minta Pemerintah Provinsi Perhatikan Nelayan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Makassar - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memperhatikan kondisi nelayannya. Menurut Agung, mayoritas nasib nelayan masih di bawah garis kemiskinan.

"Mereka memiliki hak dan kewajiban seperti kita," kata Agung dalam sambutannya dalam acara peringatan Hari Nusantara di tanah tumbuh Centerpoint of Indonesia, Makassar, hari ini. 

Agung mengucapkan, nelayan memiliki hak untuk memperoleh pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Hal itu perlu diperhatikan, supaya nelayan mampu berdaya saing tinggi.

Jumlah nelayan di Sulawesi Selatan cukup banyak . Agung melanjutkan mereka mendiami hamparan pulau yang mengelilingi perairan. "Mereka adalah tumpuhan harapan kita untuk masa depan," katanya.

Menteri Keluatan dan Perikanan Fadel Muhammad juga berpendapat nelayan masih berada di bawah garis kemiskinan. Olehnya itu, ia tengah menggodok regulasi untuk mendongrak perekonomian nelayan dengan menghasilkan produk kelautan yang berkualitas.

Fadel menjawab potensi produk keluatan cukup besar di Sulawesi Selatan cukup banyak. Mulai dari sektor pariwisata bahari, transportasi laut, jasa, tambang, dan industri. "Jika dikembangkan dengan baik, kami yakin kesejahteraan nelayan bisa lebih baik," katanya.

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menimpali, potensi keluatan Sulawesi Selatan dapat dilihat dari jumlah hasil laut yang peroleh tiap tahunnya. Salah satu produk yang cukup besar yakni rumput laut yang menghasilkan sekitar 742 ton per tahun.

Melihat potensi yang ada, Syahrul yakin petani rumput laut yang tersebar di wilayah kepulauan Sulawesi Selatan mampu ditingkatkan produksi menjadi 1 juta ton per tahun. "Kita akan pecahkan rekor dunia," kata Syahrul disambut tepuk tangan ratusan tamu.

Bukan hanya itu, Syahrul melanjutkan, hasil tangkapan ikan yang diperoleh nelayan memiliki kualitas yang cukup baik. Puluhan ton ikan diproduksi setiap tahunnya hingga ke luar negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peringatan Hari Nusantara di tanah tumbuh berlangsung meriah. Sejak pagi, ratusan tamu memadati pelataran berukuran 4.000 meter persegi di lokasi tersebut. Mereka terdiri dari pejabat, pegawai, hingga siswa Sekolah Dasar.

Pada baris depan undangan, duduk Agung Laksono berdampingan dengan Fadel Muhammad. Kemudian Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Numang, dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Selatan Muhammad Roem.

Hadir pula mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rohmin Dahuri, Wakil Menteri Perindustrian Aleks Retraobun, dan Gubernur HB Paliudju. Kehadiran mereka disambut Tari Kalabirang, tarian khas Makassar.

Dagan menggunakan pakaian serba coklat, Agung terlihat bersemangat. Ia sesekali tersenyum dan berbisik kepada Fadel dan Syahrul.

Sementara itu puluhan mobil mewah berjejer di dua akses jalan ke tanah tumbuh yakni dari Jalan Metro Tanjung Bunga dan Transtudio. Terdapat pula puluhan mobil Gegana Polisi Daerah Sulawesi Selatan dan Barat.

Acara yang dijaga polisi ekstra ketat itu, juga menghadirkan ratusan katinting atau kapal nelayan khas Makassar mengelilingi perairan tanah tumbuh. Data bagian protokoler Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah katinting mencapai 500 unit. Terdapat pula 33 kapal pinishi yang berlabuh disekitar perairan, mereka dikawal armada kapal dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Kapal tentara diantaranya yakni KRI Kanana dan Samalona.

TRI SUHARMAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

6 jam lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

2 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

3 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

7 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

8 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

14 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

18 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

26 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

35 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

38 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.