TEMPO Interaktif, Semarang - Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Blora mempertanyakan bagi hasil dari eksplorasi minyak di Banyu Urip dan Blok Cepu yang dilakukan PT Exxon Mobil Cepu Limited.
"Penandatangan dan penyertaan modal sudah dilakukan tiga tahun tapi hingga kini tidak ada kejelasan hasilnya," kata Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo usai acara pertemuan perkembangan kegiatan ekplorasi dan eksploitasi migas di Blok Cepu yang digelar di Gedung Gubernur JawaTengah, Rabu (9/12).
Pertemuan secara tertutup itu juga diikuti Presiden Direktur Mobil Cepu Limited (MCL) Michael K Nelson, Bupati Blora, perwakilan dari BP Migas, DPRD Jawa Tengah dan lain-lain.
Bibit mengaku kecewa karena dana modal yang dikucurkan dari Jawa Tengah sebesar Rp 100 miliar belum menghasilkan apa-apa. "Saya kecewa karena pembayaran-pembayaran tidak diatur," kata mantan Panglima Kodam IV Diponegoro ini.
Bibit juga mengaku hingga kini dirinya sendiri belum tahu satu persen penyertaan modal atau participating interest (PI) dari eksplorasi itu akan mendapatkan berapa rupiah. "Satu persen sama dengan berapa?," ujar.
Jika saat ini sudah ada ekplorasi 13 ribu barel per hari, ia melanjutkan, seharusnya sudah ada dana bagi hasil yang diberikan. Jika tidak ada penjelasan dan tidak ada realisasi dana bagi hasil, kata Bibit, itu merugikan rakyat Jawa Tengah. Namun ia belum bisa menentukan keputusan apakah akan minta agar kerja sama dengan Exxon Mobil Cepu itu diputus. "Saya serahkan ke pemerintah pusat saja," kata Bibit.
Bupati Blora Yudi Sancoyo juga menyatakan kekecewaannya. "Kami tidak bisa jelaskan kepada rakyat dan DPRD Blora," kata Yudi usai pertemuan. Seharusnya, kata dia, pihak yang bertanggungjawab segera dihadirkan untuk duduk satu meja. Sebab sebelumnya ada kesepakatan dana bagi hasil sudah diberikan mulai Desember 2008. "La kok molor sampai 2009," katanya.
Wakil Presiden Bidang Hubungan Eksternal Maman Budiman menyatakan saat ini dana bagi hasil ekplorasi minyak Blok Cepu masih dalam proses. "Setelah ada produksi dan jual beli minyak, selanjutnya akan ada proses pembayaran," ujarnya. Ia memperkirakan, ada tagihan dana sebesar 55 juta dolar yang akan dibagi kepada kontraktor (Exxon Mobil), Pertamina dan badan usaha milik daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
ROFIUDDIN