TEMPO Interaktif, Purwokerto – Peringatan Hari Hak Asasi Manusia se-Dunia juga diperingati di Purwokerto, Jawa Tengah, oleh mahasiswa dari Front Mahasiswa Nasional Purwokerto, Kamis (10/12) malam. Mereka menyanyikan lagu Internasionale sebagai simbol perlawanan terhadap rezim SBY-Boediono yang dinilai prokapitalis.
“Masih ada 12,7 juta anak Indonesia putus sekolah, artinya pemerintah tak serius melaksanakan HAM,” tegas Mugiyanto, Koordinator Aksi.
Mugiyantio mengatakan, pemerintah telah abai terhadap hak-hak dasar warga negara. Selain tingginya angka putus sekolah, angka pemutusan hubungan kerja juga dinilai masih tinggi. Saat ini ada 1,6 juta jiwa angka PHK baru selama kurun 2009.
Selain itu, kata Handika Febrian, orator lainnya, pemerintah juga tak memperhatikan sektor kesehatan. “Anggaran kesehatan hanya dialokasikan 2,8 persen dari total APBN kita sebesar Rp 1.000 triliun,” katanya.
Juga, lanjut Handika, rezim SBY-Boediono hanya berpihak pada segelintir orang saja. Buktinya, utang pemerintah dari tahun ke tahun semakin meningkat. “FAO menyebutkan 60 persen rakyat Indonesia masih berada di garis kemiskinan,” imbuhnya.
Massa aksi selain melakukan orasi juga melakukan aksi teaterikal di depan kampus Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Mereka menutup aksi dengan menyanyikan lagu Internasionale yang dikenal sebagai lagu universal komunis internasional.
ARIS ANDRIANTO