TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad meminta alokasi khusus perikanan sekitar 20 persen hingga 25 persen dari dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 20 triliun per tahun. "Bila disetujui, untuk tahap pertama bisa dialokasikan Rp 500 miliar," kata Menteri Fadel.
Permintaan tersebut untuk mencapai target peningkatan produksi perikanan pada 2015 yang naik hingga 353 persen. Untuk itu, setiap tahun peningkatan produksi diharapkan mencapai 70 persen. Adapun produksi ikan tangkap diharapkan naik 5 hingga 6 persen. "Untuk peningkatan produksi itu dibutuhkan dana Rp 1,6 triliun per tahun," ucapnya.
Dana tersebut digunakan untuk menciptakan pengusaha-pengusaha baru di bidang perikanan. Selain itu, petani tambak perlu didorong untuk mengembangkan tambak baru. Adapun Departemen Kelautan dan Perikanan sendiri mampu menyediakan dana sekitar Rp 500 miliar per tahun. "Selebihnya kami harapkan dari perbankan," kata dia.
Selama ini, para pengusaha di sektor perikanan sulit mendapatkan pendanaan dari perbankan karena ketidakpastian di sektor ini.
Direktur Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Aminuddin mengatakan, bank memang sulit untuk memberikan modal kepada usaha yang tidak pasti, seperti yang terjadi di Kalimantan Timur. BPD Kalimantan Timur mengalokasikan kredit usaha Rp 197 miliar untuk pengusaha Kalimantan Timur yang sebagian besar bergerak di sektor pertanian kelapa sawit. "Namun, 80 persen dari kredit tersebut macet," ucap dia. Untuk itu, Aminuddin menyarankan, pemerintah daerah diminta ikut membantu perbankan sebagai penjamin kredit.
EKA UTAMI APRILIA