“Utang kami sejak awal sebanyak Rp 500 milar, perseroan sudah membayarnya dan hanya tinggal Rp 20,3 miliar,” kata Andrie Teja, pemilik taksi Centris saat paparan publik di Jakarta, Jumat (11/12).
Taksi Centris yang didirikan sejak 1989 kini memiliki sekitar 800 dari sebelumnya 2800 armada. Penyusutan armada tersebut akibat dari umur kendaraan dan penjualan dua anak perusahaan yag berada di Malang dan Solo. Sebanyak 118 armada di anak perusahaan di Malang telah dijual dengan nilai saham Rp 901 juta pada 2008. Sedangkan sebanyak 60 unit armada taksi di Solo telah dijual dengan nilai saham sebesar Rp 1,7 miliar pada Maret 2009.
Kondisi taksi Centris mulai memburuk sejak 2005 saat ada penambahan armada tetapi terkena krisis selama satu tahun karena kenaikan bahan bakar jenis premium sebanyak dua kali. Pengguna taksi jarang dan sopir taksi tidak mau nombok (menalangi) pembelian bensin yang sering tidak tertutupi oleh pendapatan.
Untuk meningkatkan kinerja pada perseroan, untuk taksi jenis limo, sopir taksi diharuskan membayar deposit sebelum menarik trayek sebesar Rp 300 ribu. Hal tersebut untuk menghindari kecurangan sopir taksi.
Menurut Direktur Perseroan Sundiarto Purnamajaya, total aset yang dimiliki perseroan saat ini mencapai Rp 82,34 miliar. Aset tersebut menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 100,82 miliar. Penurunan aset disebabkan oleh penjalan dua anak perusahaan dan penyusutan armada.
“Target revenue pada akhir 2009 ini sebesar Rp 17 miliar,” kata dia.
MUH SYAIFULLAH