TEMPO Interaktif, Denpasar - Sekitar 200 sopir taksi di Denpasar, Bali, Senin (14/12), berunjuk rasa memprotes penambahan jumlah armada taksi di Bali. Mereka khawatir penambahan akan makin mengurangi pendapatannya.
Para sopir mengawali aksinya di depan Patung Dewa Ruci, Simpang Siur, Kuta. “Kami menolak karena penambahan akan makin menyingkirkan taksi lokal,” tegas Made Surya, salah-satu sopir taksi.
Surya menuduh penambahan izin dari Pemerintah Daerah Bali itu nantinya akan diberikan kepada perusahaan taksi yang sudah memiliki jaringan nasional. Para sopir yang melakukan aksi berasal dari perusahaan lokal seperti Wahana Taksi, Komotra, dan Taxi Ngurah Rai.
Setelah menggelar orasi, mereka lalu melakukan konvoi menuju Gedung DPRD Bali di kawasan Renon, Denpasar. Di tempat ini, rombongan diterima Ketua DPRD Bali Cokorda Ratmadi yang langsung mempersilakan penunjuk rasa masuk ruang sidang.
Jurub icara sopir Ida Bagus Badra mengungkap, saat ini di Bali terdapat 2.282 armada taksi. Persaingan kini dirasa sangat ketat karena jumlah itu sudah cukup besar dibandingkan dengan minat orang untuk naik taksi.
Mereka harus bersaing dengan kendaraan angkutan wisata sementara warga lokal cenderung mengendarai sepeda motor. Masalah ini, sebelumnya sudah disampaikan kepada Komisi I dan III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bali periode 2004-2009 tetapi tidak mendapat tanggapan yang jelas.
Menurut Cokorda Ratmadi, pihaknya segera melakukan pengecekan kembali dan meminta Komisi yang berwenang untuk mempelajarinya. “Secara prinsip kami akan membela pihak yang dirugikan oleh kebijakan itu,” ujarnya. Dia juga akan berkomunikasi dengan pihak eksekutif untuk meminta kejelasan masalahnya.
Sementara, Dinas Perhubungan (Dishub) Bali mengaku belum memiliki rencana untuk mengeluarkan izin bagi penambahan armada taksi. “Kita tidak tahu ke mana sebetulnya arah tuntutan para sopir itu,” ujar Kepala Sub Dinas Angkutan Darat Dishub Bali Sugeng S. Mereka berencana akan bertemu dengan para sopir itu untuk mengklarifikasi persoalannya.
ROFIQI HASAN