Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Depok Ani Rubiani mengatakan program pengobatan massal membuat masyarakat terbuka sehingga aktif berkomunikasi dengan para petugas Dinas Kesehatan yang ada di setiap puskesmas. Petugas inilah yang kemudian melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Depok mengenai temuan-temuan penderita kaki gajah.
Dari enam penderita baru yang terlaporkan, tiga penderita berasal dari Kecamatan Sukmajaya dan tiga dari Kecamatan Sawangan. “Kita sudah temukan enam kasus baru dan kemungkinan akan ada laporan lagi,” ujar Ani kepada wartawan di ruangannya, Senin (14/12). Dengan ditemukannya enam kasus baru, maka jumlah penderita penyakit kaki gajah kronis yang terlapor di Dinas Kesehatan sejak 2001 sampai saat ini menjadi 30 orang.
Ani mengakui pemberitaan media massa mengenai insiden penyakit kaki gajah di Kabupaten Bandung ikut mempengaruhi jumlah warga Depok yang mau meminum obat. Menurunnya partisipasi masyarakat dalam program pengobatan massal ini terlihat dari sedikitnya jumlah warga yang datang ke pos-pos pengobatan. “Jumlah orang yang datang ke pos memang menurun, tapi jumlah penurunannya sampai berapa persen saya belum hitung,” kata dia.
Meski turun, Dinas Kesehatan Kota Depok akan tetap menggelar pengobatan ini sampai tiga tahun ke depan. Hal tersebut dilakukan agar cacing microfilaria tidak menyebar. “Satu-satunya cara memang harus minum obat,” kata dia.
TIA HAPSARI