TEMPO Interaktif, Jakarta – Sejumlah aktivis mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menuntaskan kasus Bank Century. Para aktivis memberi batas waktu penuntasan kasus itu hingga 31 Januari 2010.
Budayawan Betawi Ridwan Saidi menyatakan, revolusi bisa digulirkan jika batas waktu itu terlampaui. Presiden, kata Ridwan, harus bertanggung jawab atas bailout Century yang menghabiskan uang Rp 6,7 triliun. “Jika hingga batas waktu itu Presiden tak bertanggung jawab, dalam tiga bulan akan ada gerakan revolusi,” kata Ridwan di Jakarta, Rabu (16/12).
Ridwan juga mendesak Presiden Yudhoyono mundur dari jabatannya. Pasalnya, presiden paling bertanggung jawab terhadap bailout tersebut. Sebelum mundur, kata dia, presiden juga harus menonaktifkan Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. “Mereka juga ikut bertanggung jawab atas kasus Century,” katanya.
Mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik Haris Rusli Moti mengatakan, tak mungkin jika presiden tak mengetahui soal kasus Century. Karena itu, presiden bersama Sri Mulyani dan Boediono harus ikut diadili. “Jadi, tangkap dan adili mereka,” ujarnya.
Ketua Nasional Gerakan Aktivis 77/78 Indro Cahyono menilai Yudhoyono tak memiliki itikad baik menuntaskan kasus Century. Akibatnya, timbul krisis kepercayaan terhadap Yudhoyono.
Ia meminta Panitia Khusus Century memanggil presiden untuk menjelaskan alasan keluarnya peraturan pemerintah pengganti undang-undang yang menjadi titik awal perampokan uang negara.
Selain mereka, dalam aksi mendesak Yudhoyono bertanggung jawab itu hadir juga aktivis Benteng Demokrasi Rakyat yang ditetapkan sebagai tersangka karena menyatakan dana Century dinikmati tim sukses Yudhoyono-Boediono, Mustar Bonaventura dan Ferdi Semaun, aktivis Forkot Adian Napitupulu. Tampak juga mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier dan politikus Partai Bulan Bintang Ali Mochtar Ngabalin.
PRAMONO