TEMPO Interaktif, Brebes - Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Brebes, tak melaporkan penggunaaan kegiatan dana bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah daerah setempat. Berdasarkan catatan yang ada, jumlah LSM yang nakal tersebut mencapai 20 lembaga.
“Ini tergolong banyak, karena yang mendapatkan bantuan program mencapai 40 lembaga,” ujar Kholidin, Kepala Seksi Politik dan Hubungan Antar Lembaga, Kantor Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat.
Menurut Kholidin, sejumlah LSM tersebut telah mendapatkan bantuan dari dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2009, untuk membantu program kerja masing-masing LSM. Jumlah bantuan untuk LSM masing-masing antara Rp 5 juta hingga Rp 50 juta yang disesuaikan dengan kegiatan yang telah diajukan. “Namun hingga akhir tahun ini kami tak mengetahui realisasi kegiatan tersebut, bahkan diundang untuk meninjau pun tidak,” ujar Kholidin menambahkan.
Ia mengancam tak akan memberikan bantuan kepada sejumlah LSM yang nakal pada anggaran 2010 mendatang, bila akhir tahun 2009 ini mereka belum juga memberikan laporan penggunaan anggaran. Belum adanya kejelasan pengunaan anggaran ini juga merepotkan Kantor Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Brebes. Kholidin mengaku kebingungan membuat dokumen pelaporan yang seharusnya akan dilaporkan kepada pejabat pemerintah terkait.
Salah seorang Direktur LSM Peduli Lingkungan Hidup dan Penghijauan (Pilihhijau), Tarmono Hanggoro Putro, yang disebut-sebut belum memberikan laporan dana bantuan, membenarkan belum memberikan laporan penggunaan dana bantuan tersebut. “Ini persoalan internal yang harus kami selesaikan dulu,” katanya.
Menurut dia, instansinya sengaja belum memberikan laporan pengunaan anggaran kepada kantor Kesbangpollinmas Brebes, karena dana bantuan yang seharusnya digunakan dibawa oleh salah seorang dewan pembina LSM yang dipimpin, yakni salah seorang mantan anggota DPRD setempat yang pernah menjabat pada periode 2004-2009 lalu. “Biar ini menjadi catatan, karena uang dibawa lari dia,” ujar Tarmono tanpa menyebutkan pembawa dana bantuan tersebut.
Meski begitu ia mengaku tetap melakukan kegiatan penghijauan yang telah diajukan pada awal tahun 2009 lalu, dengan cara swadaya dengan masyarakat setempat. “Kami terpaksa menanam 10 ribu pohon secara swadya dengan masyarakat Banjarharjo dan Ketanggungan, tanpa dana bantuan itu,” katanya.
EDI FAISOL