TEMPO Interaktif, Mataram - Ratusan warga asing bersama ribuan warga Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, menyertai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Garuda Indonesia (Persero) Achirini melepas penyu hasil penangkaran yang dibangun di pulau wisata primadona Lombok, Jumat (18/12) siang.
Ratusan penyu usia delapan bulan atau panjangnya sudah 25 centimeter yang ditangkar oleh penduduk setempat dilepas di pantai timur Gili Trawangan yang memiliki taman laut tidak kalah indahnya dengan taman laut di Karibia tersebut. Pelepasan hewan yang dilindungi itu dilakukan sesaat setelah Taman Penangkaran Penyu senilai Rp 700 juta sumbangan Garuda tersebut diresmikan.
Dua wanita remaja asal Amsterdam, Belanda, Birgit Veenboer dan Falasja Duinmayer mengaku senang dapat ikut bersama-sama melepas penyu hasil penangkaran tersebut. "Belum pernah saya melihat acara seperti ini. Semoga penyu dan habitat lautnya bisa lebih baik,’’ tutur Birgit.
Dari 30 jenis penyu yang ada, hanya tujuh jenis yang bisa bertahan hingga saat ini, enam jenis ditemukan bertelur di kawasan pantai Indonesia, yaitu penyu Belimbing, penyu Hijau, penyu Tempayan, penyu Pipih, penyu Sisik, dan penyu Lekang.
Penangkaran penyu yang dirintis oleh Kepala Dusun Gili Trawangan Zainuddin di depan bungalow miliknya tersebut dimulai sejak 1995. Setiap tahun rata-rata menghasilkan 500 ekor penyu hasil penangkaran telur yang didapat dengan cara membeli dari nelayan maupun membayarnya dari pedagang. Selain menggunakan dana pribadi juga mendapatkan donasi dari wisatawan yang datang ke Gili Trawangan.
Menurut Asisten Deputi Kementerian Lingkungan Hidup Urusan Partisipasi Masyarakat dan Lembaga Negara Johny P Kusumo, kepedulian masyarakat ini diharapkan dapat menumbuhkan spesies yang terancam punah. "Kami mengajak bersama menyelamatkan lingkungan,’’ ucapnya.
Bangunan terbuka menggunakan disain Sasak Lombok yang beratap jerami tersebut berukuran panjang 20 meter dan lebar 15 meter. Di dalamnya terdapat tiga kolam kaca yang berukuran masing-masing 3x3 meter. Pada saat penempatan telur penyu terakhir, 27 Oktober 2009, sebanyak 100 butir pada 7 Desember lalu telah mulai ada tukik (anak penyu) yang menetas.
Achirina mengatakan, sumbangan perusahaannya tersebut sebagai bentuk program corporate social responsibility (CSR) dalam rangka pelestarian penyu dan sebagai salah satu daya tarik objek pariwisata dan aset alam daerah Nusa Tenggara Barat di pulau wisata Gili Trawangan, Lombok.
’’Kami tergugah ingin membantu program pelestarian lingkungan,’’ ujar Achirini didampingi General Manager Garuda Mataram Muhammad Fredrik Kaisiepo kepada Tempo.
Taman Penangkaran Penyu ini adalah sumbangan pertama Garuda khusus program pelestarian satwa. Sebelumnya, Garuda melakukan program peduli lingkungan alam memugar daerah aliran sungai Leuser Aceh, yang terkena erosi agar kembali hijau.
Pada 2010 juga akan membenahi lingkungan Danau Toba di Sumatera Utara. Juru bicara Garuda Pujobroto mengatakan, pihaknya juga telah membantu Taman Nasional Sebayu dan sutera alam Karang Tengah Yogyakarta.
Untuk keperluan program CSR, menggunakan dua persen dari keuntungan Garuda sebesar Rp 669 miliar pada 2008. Selain penangkaran penyu tersebut, dalam rangkaian ulang tahun Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat ke-51, Garuda juga menyerahkan dana program kemitraan senilai Rp 565 juta dan program bina lingkungan Rp 267 juta.
SUPRIYANTHO KHAFID