Mantan Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, mengatakan selama empat tahun terakhir perbankan menjadi industri yang paling diminati investor asing untuk menanamkan modal. Saat ini, dia memperkirakan investor asing telah menguasai lebih 50 persen industri perbankan.
"Artinya industri itu agat menarik. Karena profitabilitas perbakan kita cukup tinggi dibanding yang lain. Jadi saya katakan pengawasan Bank Indonesia itu sudah cukup kuat. Tapi kuat itu relatif," kata Burhanuddin usai menjalani pemeriksaan Panitia Agket kasus Bank Century di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin (21/12).
Dia mengatakan, jumlah perbankan di Indonesia mencapai hampir 130 bank. Belum lagi ribuan Bank Perkreditan Rakyat. Faktanya, lebih dari 100 bank saat ini menguntungkan dan membantu perekomomian. "Kalau ada satu atau dua bank (tidak sehat), memang alamnya begitu tidak bisa 100 persen (sehat semua)," ujarnya.
Dia menganalogikan kondisi di perbakan seperti yang terjadi terhadap industri tekstil pada 2006-2007. Ketika itu, dia mengingatkan, sekitar 50 hingga 60 pabrik tekstil yang gulung tikar. "Apakah itu bisa dikatakan pembinaan deprin lemah? Tidak begitu kan, tidak langsung," katanya.
Dia mencontohkan soal keputusan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, yang menutup 140 bank bermasalah akibat krisis. "Apakah kemudian karena itu The Fed lemah? Tidak harus begitu. Bahkan sekarang kita semua tahu wewenang mereka malah ditambah, bukan dikurangi," katanya.
Oleh sebab itu, Burhanuddin berharap penilaian terhadap pengawasan Bank Indonesia dilakukan secara proporsional. "Pengawasan lemah pada kasus Bank Century, saya akui. Tapi tidak untuk seluruh industri perbankan," ucapnya.
AGOENG WIJAYA | DWI RIYANTO AGUSTIAR | AMIRULLAH