Kepala Dinas Pendidikan Pamekasan Ahmat Hidayat menjelaskan, program penggunaan pakaian seragam batik dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta memakai batik pada siswa sekolah. Dengan demikian bisa meningkatkan produksi batik di kabupaten itu. "Pamekasan merupakan salah satu daerah penghasil batik Madura," katanya, Jumat (25/12).
Menurut Hidayat, untuk pelaksanaan penggunaan pakaian seragam batik tersebut, Dinas Pendidikan masih menunggu Peraturan Bupati. Dengan dasar peraturan tersebut, akan segera mensosialisasikan program penggunaan seragam batik ke seluruh lembaga pendidikan, termasuk kepada wali murid.
Dia berharap kebijakan tersebut tidak menjadi beban bagi masyarakat. Dia juga mengingatkan semua pihak, terutama sekolah tidak mengambil keuntungan dari program ini.
Hidayat belum bisa menjelaskan secara terperinci bagaimana pola pelaksanaannya. Dia berharap seluruh anggaran pengadaan batik ditanggung pemerintah setempat, kemudian batik disalurkan melalui masing-masing sekolah untuk dibagikan kepada setiap siswa. ”Tujuan utama dari program ini adalah menumbuhkan kecintaan terhadap karya seni yang menjadi kebanggaan daerah, tapi tidak harus membebankan orang tua atau wali murid,” ujarnya.
Hidayat juga tidak ingin program ini dipertentangkan dengan program pemerintah tentang sekolah gratis. ”Lebih detail soal ini akan dituangkan dalam peraturan bupati,” ucapnya pula.
Menurut data Dinas pendidikan, jumlah siswa di daerah itu mencapai 119. 182 orang. Siswa terbanyak adalah tingkat sekolah dasar 76.992 orang, SMP 19.620, SMA 8.091 orang, SMK 4600 orang dan Taman kanak-kanak 8.977 orang. MUSTHOFA BISRI.