Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keluarga Memohon Pembebasan Tentara Amerika di Afganistan

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Kabul - Taliban hari Jumat merilis sebuah rekaman video tentang penangkapan seorang prajurit Amerika di Afganistan. Meski rekaman itu memperlihatkan tentara itu sehat, tapi tetap mengundang kritik tentang operasi militer AS.

Di Idaho, Keluarga prajurit Bowe Bergdahl pada Hari Natal memohon pembebasannya dan memintaya untuk "tetap kuat."

Bergdahl menghilang pada 30 Juni saat berada di Afganistan timur dan merupakan satu-satunya tentara Amerika yang diketahui ditawan. Taliban mengklaim penangkapannya dalam sebuah video yang dirilis pada pertengahan Juli. Video itu menunjukkan prajurit Idaho muda itu terlihat putus asa dan ketakutan. Keberadaannya tidak pernah diketahui hingga penayangan video hari Jumat itu, di mana ia tampak baik dan berbicara dengan jelas.

Walaupun video itu dirilis Jumat, namun tidak jelas kapan video itu dibuat, dan juru bicara NATO Kolonel Wayne Shanks mengatakan kepada The New York Times bahwa video itu bukan bukti bahwa Bergdahl masih hidup.

Dia menyatakan video itu kemungkinan merupakan bagian dari cuplikan sebelumnya awal tahun ini.

"Kami tidak menggunakan ini sebagai video bukti bahwa dia masih hidup," Shanks kepada surat kabar itu. "Masih harus ditentukan kapan video ini dibuat, tetapi bisa jadi dibuat beberapa bulan yang lalu. Video ini telah mengalami banyak pengeditan."

Pasukan  internasional yang dipimpin NATO membenarkan beberapa jam kemudian bahwa pria yang ada di rekaman itu adalah Bergdahl, tapi mengecam waktu dan kontennya.

"Ini adalah perbuatan mengerikan yang mengeksploitasi seorang prajurit muda, yang secara jelas dipaksa untuk membaca sebuah pernyataan yang telah disiapkan," kata sebuah pernyataan dari Laksamana Muda Gregory Smith, Angkatan Laut Amerika Serikat, yang juga juru bicara pasukan internasional.

"Merilis video ini pada Hari Natal merupakan penghinaan terhadap keluarga yang sangat prihatin dan teman-teman Bowe Bergdahl, memperlihatkan penghinaan terhadap tradisi- tradisi keagamaan dan ajaran Islam."

Letnan Kolonel Tim Marsano dari Idaho National Guard Jumat mengeluarkan pernyataan dari keluarga Bergdahl, yang tinggal di luar Hailey, Idaho. Dalam pernyataan mereka, keluarga mendesak para penculik "untuk membiarkan putra  kami satu-satunya untuk pulang."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan untuk anak mereka, keluarga berkata, "Kami mencintaimu dan kami percaya kepadamu. Betahanlah."

Marsano bertemu dengan keluarga itu Jumat pagi di rumah mereka. Dia mengatakan kepada AP bahwa keluarga tidak melihat video tetapi telah berbicara dengan sanak keluarga lainnya yang telah melihatnya.

Dalam video itu, Bergdahl ditampilkan duduk, menghadap ke kamera, mengenakan kacamata hitam serta helm dan seragam yang tampak seperti tentara Amerika. Di satu sisi gambar, ia mengatakan: "Seorang tentara Amerika dipenjarakan oleh Mujahidin Emirat Islam Afghanistan."

Ia juga terlihat makan sambil mengenakan pakaian khas dari provinsi Kandahar Afganistan, sebuah wilayah tempat Taliban muncul pada 1990-an.

Dia mengidentifikasi dirinya sebagai Bergdahl, lahir di Sun Valley, Idaho, dan memberikan pangkatnya, tanggal lahir, jenis darah, unitnya dan nama gadis ibunya sebelum memulai serangan verbal yang panjang terhadap tindakan Amerika dalam perang di Afghanistan dan hubungan dengan Muslim.

Dalam video, Bergdahl mengatakan "Kesombongan dan kebodohan kita yang telah membuat kita begitu buta sehingga menolak untuk melihat kesalahan yang kita teruskan berulang-ulang."

"Ini hanya akan menjadi Vietnam berikutnya, kecuali jika rakyat Amerika berdiri dan menghentikan semua omong kosong ini," katanya.

Meskipun tidak jelas di mana Bergdahl ditahan ketika video itu direkam, dia mengatakan dia tidak pernah dilecehkan oleh para penculiknya dan menggambarkan sebuah perbedaan kontras dengan perlakuan negaranya sendiri terhadap tahanan perang.


AP | ERWIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Seorang bayi diserahkan kepada tentara Amerika Serikat melewati kawat berduri di tembok pembatas bandara di Kabul, Afghanistan, 19 Agustus 2021. Sejumlah ibu di Afghanistan rela memanjat tembok bandara demi menyerahkan bayi mereka untuk diselamatkan ke tentara negara-negara asing yang berjaga. OMAR HAIDARI/via REUTERS
Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?


241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

Orang-orang berkumpul di luar bandara bereaksi terhadap tembakan, di Kabul, Afganistan 18 Agustus 2021 dalam gambar yang diambil dari video.[ASVAKA NEWS via REUTERS]
241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan


20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

Pasukan Taliban berjaga-jaga dengan menenteng Senapan Mesin M249 di dalam Kabul, Afghanistan 16 Agustus 2021. Senapan mesin otomatis yang berasal dari Amerika Serikat ini menggunakan kaliber 5,56 mm. REUTERS/Stringer
20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia


Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang rencana pemerintahannya untuk memperkuat manufaktur Amerika selama penampilan singkat di South Court Auditorium di Gedung Putih di Washington, AS, 25 Januari 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]
Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.


Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Seorang milisi Taliban yang memegang senapan serbu M16 berdiri di luar Kementerian Dalam Negeri di Kabul, Afganistan, 16 Agustus 2021.[REUTERS/Stringer]
Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?


Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

File foto Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani saat berbicara di Kabul, Afghanistan, 7 Desember 2015. Taliban berhasil menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul dan merebut istana kepresidenan pada Minggu, 15 Agustus 2021. Sejak sepekan terakhir sebelum menguasai ibu kota negara, Taliban gencar melakukan beberapa serangan termasuk menguasai kota-kota besar di Afghanistan. REUTERS/Stringer
Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.


Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin delegasi Taliban, berbicara selama pembicaraan antara pemerintah Afganistan dan gerilyawan Taliban di Doha, Qatar, 12 September 2020. [REUTERS/Ibraheem al Omari]
Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.


40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

Sejumlah anak yang ikut keluarganya melarikan diri dari konflik Taliban dengan pasukan pemerintah beristirahat di tenda penampungan di sebuah taman umum di Ibu Kota Kabul, Afganistan, Selasa, 10 Agustus 2021. PBB mengatakan lebih dari 1.000 warga sipil tewas dalam sebulan terakhir, dan Komite Internasional Palang Merah mengatakan bahwa sejak 1 Agustus sekitar 4.042 orang yang terluka telah dirawat di 15 fasilitas kesehatan. REUTERS/Stringer
40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.


Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Sejumlah milisi Taliban berjaga di luar bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afganistan, 16 Agustus 2021. Puluhan ribu warga Afganistan yang pernah bekerja dengan pemerintahan negara asing dikhawatirkan terancam bahaya saat Taliban menguasai Kabul. REUTERS
Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.


Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Presiden Joko Widodo (Jokowi) disambut oleh Presiden Afganistan Ashraf Ghani setibanya di Istana Presiden Arg, Kabul, Afganistan, 29 Januari 2018. Udara dingin bahkan hujan salju yang menyelimuti Kabul tidak mengurangi hangatnya penyambutan yang dilakukan pemerintah Afganistan. Foto: Biro Pers Setpres
Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.