TEMPO Interaktif, Jakarta - Pendistribusian gula impor akan diutamakan untuk delapan kota besar di Indonesia karena dinilai memiliki tingkat konsumsi akibat jumlah penduduk yang besar, dengan tingkat harga yang cenderung mahal dalam beberapa waktu terakhir.
Delapan kota besar tersebut adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Denpasar dan Makassar. "Kebutuhan gula sendiri adalah 12 kilogram per kapita per tahun," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan, Subagyo di Jakarta, Senin (28/12).
Pemerintah sudah memutuskan untuk melakukan impor gula. Impor gula dilakukan untuk menutup kekurangan gula sebesar 500 ribu ton. Pemerintah pun sudah menunjuk PT Perkebunan Nusantara, Perum Bulog, PT PPI dan PT RNI untuk melakukan impor. "Gula impor akan masuk Indonesia pada Januari mendatang," ujar Subagyo.
Subagyo mengatakan, harga gula di Indonesia melonjak sejak 21 Desember lalu. Sebelumnya harga gula berkisar antara Rp 9.000 hingga Rp 9.500. "Kemudian melonjak hingga mencapai diatas Rp 10 ribu," ujarnya. Setelah itu, harga cenderung stabil, namun tetap berada pada kisaran Rp 10 ribu atau lebih.
Berdasarkan data harga barang kebutuhan pokok yang dikeluarkan Departemen Perdagangan, pekan lalu harga gula di dua kota besar, Medan dan Makasar, mencapai Rp 11 ribu. Kenaikan harga gula dalam negeri mengikuti kenaikan harga gula dunia. "Harga gula dunia mencapai US$ 700 per ton," kata dia.
Subagyo mengatakan, meski harga gula tinggi, masyarakat tidak perlu khawatir tentang ketersediaan gula di pasaran. Namun, untuk mengatasi melonjaknya harga gula, pemerintah berencana menggelar pasar murah yang akan dilaksanakan dalam dua pekan mendatang. Rencananya harga gula yang dijual lebih murah sekitar Rp 1.500-2.000 per kilogram dari harga pasar setempat.
EKA UTAMI APRILIA