TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia rampung menghitung uang sumbangan masyarakat untuk Prita. "Jumlahnya Rp 615.562.043," kata Direktur Peredaran Uang Edi Siswanto di Lobi Gedung C Bank Indonesia, Rabu (30/12).
Uang terdiri atas logam Rp 589.073.143 dan kertas Rp 26.488.900. Jika ditambah dengan setoran ke Bank Mandiri 23 Desember lalu, uang Prita berjumlah Rp 707.915.518.
Penghitungan uang di bank sentral mulai dilakukan 23 Desember lalu. Awalnya, penghitungan dengan enam unit mesin penghitung uang itu diperkirakan kelar paling lama tiga hari oleh 60 kasir. "Tapi ada kendala sortasi," ujar Edi. Diantaranya, koin dalam bentuk terikat, masih dalam celengan, dan terdapat 1.599 keping dan 5 lembar uang asing. "Bahkan juga ada uang mainan," katanya.
Uang itu langsung ditransfer ke rekening Prita di Bank Mandiri. Di rekeningnya, Prita juga telah menyimpan uang pencairan cek dari beberapa donatur. Diantaranya Mantan Menteri Fahmi Idris yang menyumbang Rp 100 juta dan Wahid Institut Rp 5 juta. "Total Rp 810.940.402," ujar Prita Mulyasari, 32 tahun.
Ibu dua anak itu kemarin dinyatakan bebas dari jerat gugatan Rumah Sakit Omni Internasional. Dia belum dapat memastikan penggunaan dana yang terkumpul. "(Yang pasti) untuk kemanusiaan," kata Prita. Namun bentuknya akan ditentukan setelah dia berembuk dengan para relawan yang selama ini membantunya. "Insya Allah akan ditentukan dalam waktu dekat," ujarnya.
Sebelumnya relawan Koin Keadilan memperkirakan uang yang terkumpul sebanyak Rp 650 juta. Adanya selisih, menurut Koordinator Koin Keadilan Yusro Santoso, karena penghitungan dilakukan secara manual. "Kadang sampai jam 2 malam," ujarnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rochadi mengatakan penggalangan dana ini berdampak positif bagi uang logam, yang selama ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat. "Ternyata kalau dikumpulkan bisa banyak dan membawa manfaat," ujarnya.
Bank Indonesia belum menentukan nasib uang asing yang terselip diantara 21 kotak uang (container) itu. Pasalnya 1.599 keping uang yang terdiri atas Dolar Amerika Serikat, Singapura, Euro dan Ringgit Malaysia itu tidak bisa ditukarkan di bank. "Kami akan cari pedagang valuta asing yang mau terima uang logam," kata Edi.
REZA M