Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Surakarta, Suharto mengatakan hal itu telah terbukti pada saat penyelenggaraan dua kali pemilihan umum di tahun ini. "Secara umum belanja masyarakat bakal meningkat," kata dia.
Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah berpotensi menguntungkan pengusaha, termasuk biro perjalanan. Banyak pengurus partai yang melakukan perjalanan untuk kepentingan konsolidasi politik. Kampanye misalnya, juga dinilai sangat menguntungkan, baik bagi pengusaha biro perjalanan, jasa cetak dan sablon, perhotelan, maupun restoran.
Khusus untuk dunia pariwisata, jumlah wisatawan yang datang ke Jawa Tengah diperkirakan tidak bakal turun saat kampanye berlangsung. Saat ini pesta demokrasi, terutama di Jawa Tengah, bukan hal yang menakutkan. "Dulu masyarakat alergi dengan model kampanye dengan konvoi kendaraan," ucapnya. Namun beberapa tahun terakhir anggapan itu berubah.
Pengamat ekonomi politik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Luqman Hakim, juga yakin jika kegiatan pemilihan kepala daerah bakal meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat. "Uang yang beredar untuk pengadaan logistik pilkada sangat besar," ujarnya.
Hanya tingkat konsumsi yang besar berpotensi memicu naiknya inflasi. Setiap kenaikan permintaan barang akan menyebabkan harga barang naik. Namun hal itu wajar dalam mekanisme pasar. "Apalagi kenaikan harga tidak terjadi pada bahan kebutuhan pokok," kata dia. "Kenaikan harga terjadi pada barang-barang yang biasa digunakan sebagai logistik pilkada maupun kampanye."
Pemimpin Bank Indonesia Solo, Dewi Setyowati, justru optimistis jika inflasi tahun depan masih terjaga, meskipun banyak terdapat penyelenggaraan pemilihan kepala daerah.
Alasannya, Surakarta merupakan kota industri sehingga stok barang kebutuhan masyarakat melimpah. Ia memperkirakan inflasi di Surakarta tahun depan berkisar 3,5 persen."Inflasi akan terkendali jika ada jaminan ketersediaan barang," ucap Dewi.
AHMAD RAFIQ