TEMPO Interaktif, Surakarta – Kursi-kursi kosong yang ditata di Pendhapi Gede, Balai Kota Surakarta, mulai terisi. Semakin malam, semakin banyak undangan yang hadir dan menempati kursi.
Jam di dinding menunjuk pukul 22.30 WIB, ketika acara kemudian dimulai. Kamis malam, 31 Desember 2009, dilangsungkan acara pelantikan pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta.
Bukan hal yang lazim mengingat pelantikan dilakukan malam hari dan menjelang pergantian tahun dari 2009 ke 2010. Wali Kota Surakarta Joko Widodo mengaku sengaja mengganti para pejabat di malam hari. “Biasanya kan pagi atau siang hari. Sekarang saya ingin malam hari biar ada perbedaan suasana. Sekaligus untuk perayaan Tahun Baru,” tuturnya.
Selain itu, dia ingin menanamkan pemikiran bahwa sesuatu tidak boleh monoton. “Tidak hanya masalah mutasi di malam hari, tapi juga dalam berbagai terobosan masalah anggaran, rapat-rapat, dan sebagainya,” lanjutnya.
Setelah pembacaan nama 110 pejabat yang menempati jabatan baru, para undangan kemudian dihibur tarian Manipuri dan Joko Tarub. Kemudian, sembari menunggu detik-detik pergantian tahun, kembali hiburan berupa musik perkusi digelar.
Sementara itu, sekitar 350 terompet berbagai jenis dan bentuk sudah disiapkan panitia. Tak lupa lima kilogram kembang api yang akan dinyalakan saat hari berganti ke 2010.
Suara terompet bersahut-sahutan, tanda sudah memasuki 2010. Kembang api pun dinyalakan dan melesat ke langit. Meletus kemudian menampilkan bunga-bunga api berbagai warna. Tepuk tangan dan tiupan terompet membuat suasana makin meriah.
Yohanes Bambang Sri Nugroho mengaku terkesan dengan pergantian pejabat yang dilakukan di malam pergantian tahun tersebut. “Ada kesan yang mendalam. Saya juga jadi lebih bersemangat bekerja di posisi yang baru,” ujarnya yang kini menduduki jabatan Kepala Dinas Tata Ruang Kota. Sebelumnya dia selama setahun ini menjadi Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Surakarta.
Pendapat serupa diutarakan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset yang baru, Budi Yulistianto. Dia tidak mengira jika mutasi pejabat yang biasanya formal dan terkesan kaku, bisa dilakukan dengan meriah.
“Saya menerima undangannya juga mendadak. Sehari sebelumnya. Ini benar-benar sesuatu yang baru dan membuat saya terkesan,” kata Budi yang sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum.
Mereka berdua juga tidak keberatan melewatkan malam Tahun Baru di balai kota. Justru hal itu menjadi pengalaman baru. “Tidak masalah. Saya juga tidak punya rencana pergi saat Tahun Baru,” pungkas Budi.
UKKY PRIMARTANTYO