TEMPO Interaktif, Tengerang - Pemerintah Kota Tangerang bersikap menolak jika ada 'kiriman' sampah dari Kota Tangerang Selatan. Isu itu menyebar sehubungan dengan sikap Pemerintah Kabupaten Tangerang yang menghentikan operasional 30 truk sampah mulai Rabu, (6/1) untuk tidak mengangkut sampah di kota Tangsel itu.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, Karsidi mengatakan tidak semudah itu menerima 'kiriman' sampah dari daerah lain. Selain tidak ada hubungan historis sebagai daerah induk dengan Kota Tangsel, Kota Tangerang saat ini saja masih memikirkan meremajakan truk sampah yang rusak. "Harus ada persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan akan berhadapan dengan Satuan polisi pamongpraja," kata Karsidi, Selasa, (5/1).
Saat ini Pemkot, memiliki 125 unit truk sampah. Namun hanya 40 persen yang kondisinya bagus dan layak operasi. Meski demikian seluruh armada sampah plus lima mobil pick up tetap digunakan, padahal usia kendaraan itu sudah tua diatas 10 tahun. Pemkot, kata Karsidi telah menganggarkan pada tahun 2010 untuk meremajakan 29 unit truk sampah, dua unit diantaranya khusus untuk pertamanan.
Sementara Kepala bidang kebersihan Suwarjo mengatakan dengan jumlah truk sampah yang ada bisa mengangkut sekitar 70 persen sampah rumah tangga atau sebanyak 3.400 meter kubik. Sisanya, 30 persen sampah diangkut dari pinggir jalan dan Sungai Cisadane.
AYU CIPTA