TEMPO Interaktif, Solo - Sebuah pesawat milik Sriwijaya Air terpaksa menunda keberangkatannya dari Bandara Adi Soemarmo Solo menuju Jakarta hingga enam jam karena adanya kerusakan salah satu komponennya, Rabu(06/01). Kerusakan tersebut diketahui oleh pilot pada saat hendak tinggal landas.
Menurut Supervisor Services Sriwijaya Air Bandara Adi Soemarmo, Caesar Tutuko mengatakan, pesawat dengan nomor penerbangan SJ 211 tersebut harusnya berangkat pada pukul 07.15 WIB. “Pesawat itu membawa 149 penumpang,” kata dia.
Setelah semua penumpang naik pesawat, pilot menjalankan pesawat untuk menuju landasan pacu. Pada waktu itulah pilot mengetahui jika indikator peralatan flap, komponen sirip pada sayap pesawat, tidak berfungsi. “Kapten Chandra Gunawan memutuskan untuk membatalkan take off dan kembali ke airport,” kata Caesar.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh teknisi, mereka tidak menemukan kerusakan pada komponen flap pesawat. “Jadi yang rusak hanya indikatornya,” kata dia. Meski demikian, pihaknya memilih untuk mengganti peralatan indikator tersebut, yang harus didatangkan langsung dari Jakarta. Karena itu, pesawat harus ditunda hingga enam jam. Pesawat tersebut akhirnya baru berhasil diberangkatkan pada pukul 13.00 WIB.
Karena tertunda lama, pesawat yang semula berpenumpang 149 orang tersebut akhirnya berangkat dengan hanya membawa 50 penumpang. “Sebagian memilih menunda keberangkatannya,” kata dia. Dirinya berjanji untuk memberikan pelayanan hotel secara cuma-cuma bagi penumpang yang menunda keberangkatannya untuk esok harinya.
Sedangkan akibat kerusakan itu, pesawat Sriwijaya yang lain juga terganggu keberangkatannya. Pesawat dengan nomor penerbangan SJ 213 yang seharusnya berangkat pada 11.50 WIB baru bisa berangkat pada 13.40 WIB.
Sedangkan Airport Duty Manager Bandara Adi Soemarmo Solo, Edy Martono mengatakan keputusan yang diambil oleh kapten pesawat untuk membatalkan keberangkatan dinilai sudah tepat. “Meskipun kerusakan hanya terjadi pada perangkat indikator,” kata dia. Menurutnya, kerusakan sekecil apapun tidak diperkenankan dalam dunia penerbangan. Pihak bandara baru memperkenankan pesawat itu terbang setelah kerusakan berhasil diatasi.
Meski demikian, banyak penumpang yang kesal akibat penundaan pemberangkatan pesawat. “Maskapai tidak memberikan keterangan yang jelas kepada penumpang,” kata salah seorang penumpang, Mukhlis Sindawan. Karena kesalnya, dirinya menolak tawaran makan siang yang disodorkan oleh Sriwijaya.
Salah seorang penumpang lain, Ari Hartati juga mengaku kesal dengan penundaan pemberangkatan tersebut, meskipun telah mengetahui adanya kerusakan pesawat. “Kejadian delay seperti ini telah berulangkali saya alami,” katanya.
AHMAD RAFIQ