Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nelayan Ancam Mogok Bayar Retribusi

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia mengancam akan memberikan intruksi kepada seluruh nelayan agar tidak mau membayar retribusi nelayan di masing-masing tempat pelelangan ikan.

Tindakan itu sebagai salah satu protes terhadap kebijakan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota yang masih menolak menghapus retribusi nelayan di masing-masing daerah.

"Kalau nelayan mogok tidak mau bayar retribusi maka tidak ada konsekwensi pelanggaran hukum," kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia, Riyono kepada Tempo, Jum'at (8/1).

Apalagi, kata Riyono, penghapusan retribusi nelayan itu termasuk salah satu program 100 hari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang harus dipatuhi pemerintah di daerah.

Hingga kini masih ada tujuh provinsi dan 21 kabupaten menolak penghapusan retribusi nelayan. Padahal penghapusan retribusi dimaksudkan mengurangi beban para nelayan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah menyebarkan surat edaran kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk menghapus retribusi nelayan mulai 1 Januari lalu (Koran Tempo, 8/1).

Perhimpunan meminta agar pemerintah bertindak tegas terhadap daerah yang masih enggan menghapus retribusi nelayan. "Kasihan nelayan terus menerus dibebani," kata dia. Padahal, di negara-negara lain nelayan tidak diminta retribusi tapi justru nelayan harus menerima insentif dari pemerintah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Riyono memperkirakan daerah yang menolak menghapus retribusi nelayan itu khawatir jika akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerahnya. Apalagi, selama ini pendapatan restribusi nelayan melalui tempat pelelangan ikan juga sangat besar.

Riyono menilai, keengganan daerah menghapus retribusi nelayan menjadi bukti lemahnya inisiatif para pemimpin di daerah untuk mencari pendapatan asli daerah dari sektor lain.

"Masa PAD hanya mengdandalkan nelayan, harusnya ada inisiatif lain yang tidak membebani nelayan," kata dia. Apalagi, di sektor kelautan banyak sekali potensi-potensi yang bisa mendatangkan pendapatan besar.

Perhimpunan setuju saja jika masih tetap ada retribusi nelayan. Namun, hasil retribusi itu diperuntukan untuk memanfaatkan pengelolaan TPI yang bisa menguntungkan nelayan.

"Jangan dimasukan ke dalam PAD," katanya. Selama ini, hasil pendapatan retribusi nelayan sangat besar memberikan sumbangan ke PAD di masing-masing daerah. Namun, sumbangsih pemerintah daerah kepada para nelayan sangat kecil.


ROFIUDDIN

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

1 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.


Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

11 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

12 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

31 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Pemerintah menganggarkan  sebesar Rp48,7 triliun untuk pembayaran THR dan Rp50,8 triliun untuk gaji ke-13 ASN pada 2024 atau total tersebut naik Rp18 triliun dibandingkan anggaran pada 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.


Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

31 hari lalu

Permintaan Ikan Meningkat Selama Ramadan dan Lebaran, KKP: Harganya Terjangkau dan Stabil
Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.


KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

31 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

32 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

33 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

45 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.


Produksi Garam Nasional Lampaui Target

51 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,