Menurut Manajer Kampanye Hutan ProFauna, Radius Nursidi pengamanan perlu diperketat karena selama ini banyak terjadi perburuan satwa liar di hutan-hutan di Pulau Jawa. "Pengamanan hutan masih longgar sehingga banyak terjadi perburuan satwa," katanya, Selasa (12/1)
Berdasarkan pemantauan Profauna, perburuan satwa liar akibat lemahnya pengamanan terjadi di kawasan konservasi alam seperti Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo dan Taman Nasional Merubetiri. Selain itu juga di kawasan hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani. ProFauna melihat selama ini tidak banyak pos pengamanan di jalur-jalur keluar masuk orang di kawasan hutan sehingga memudahkan orang untuk keluar masuk hutan.
ProFauna juga meminta agar pemerintah menghentikan laju deforestasi untuk melindungi satwa liar seperti elang jawa, owa jawa, lutung jawa, kukang, surili, badak jawa. "Pembukaan hutan di Jawa berimpilikasi secara langsung terhadap peningkatan perburuan satwa liar di hutan-hutan Jawa," ujar Radius.
Laju deforestasi di Pulau Jawa berdasarkan data Departemen Kehutanan diketahui dalam periode 2003-2006 ada sebanyak 2,5 ribu ha/tahun. Jumlah sebesar itu terdiri dari hutan primer 25,1 ha/tahun atau 5,7 persen, hutan sekunder 43,6 ha/tahun atau 9,9 persen, dan hutan lainnya 369,5 ha/tahun atau 84,3%.
ProFauna menghitung laju deforestasi yang terjadi selama 2007-2010 saat ini adalah seluas 10.000 Ha. "Ini ancaman serius bagi masyarakat dan satwa langka," tutur Radius.
BIBIN BINTARIADI