Dalam pesan singkat yang dikirimkan kepada wartawan, Darwin menjelaskan dirinya terjebak dalam kemacetan sehingga tidak bisa menemui delegasi Jepang kemarin sore. "Saya juga terlambat dari sebuah acara lain," katanya.
Namun, malam harinya ia mendatangi Masayuki Naoshima di Grand Hyatt, sebelum kembali ke Jepang pada 22.30 WIB. Menurut dia, ada dua pokok pembicaraan yang mereka lakukan. Pertama, tentang undangan kepada Darwin untuk menghadiri pertemuan menteri energi APEC di Fukui, Jepang pada Juni 2010.
Kedua, soal langkah pembicaraan yang lebih intensif di tingkat direktorat jenderal. "Saya telah menunjuk Evita Legowo (Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi) sebagai orang yang bertanggung jawab dari pihak Indonesia," tuturnya.
Atas pertemuan itu, menurut Darwin, kedua pihak merasa puas. "Menteri Jepang sempat berseloroh (soal kemacetan) bahwa itu menunjukkan Indonesia perlu dibantu untuk perbaikan infrastruktur jalannya," ucap dia.
Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Masayuki Naoshima terpaksa menelan kekecewaan dalam kunjungannya ke Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Senin (11/1). Setelah menunggu hampir 30 menit, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh tidak kunjung kembali ke kantornya.
Sampai akhirnya, ia bersama rombongan memutuskan pulang dan melanjutkan kunjungan ke Departemen Perindustrian pada pukul 15.00 WIB. "Ini memalukan," ujar salah seorang rombongan tamu dari Jepang itu. "Tamu negara tidak dilayani dengan semestinya."
Sekretaris Jenderal Waryono Karno, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Evita Herawati Legowo bersama Direktur Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Bambang Setiawan yang menerima kunjungan tersebut, enggan berkomentar perihal ketidakhadiran Menteri Energi. Setelah melepas Menteri Jepang, Evita mengatakan rapat dilanjutkan dengan jajaran staf. "Rapat masih dilanjutkan," katanya.
SORTA TOBING