Dia mengatakan, secara formal dirinyalah yang saat itu mengemban tanggung jawab mengelola pemerintahan. Pasalnya, saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berada di luar negeri untuk tugas kenegaraan. “Apakah selama sepekan itu Bapak merasa everything is under control (semuanya berjalan beres)?” tanya Anggota Panitia Angket dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah.
“Oh..iya,” jawab Kalla dengan tegas. Pernyataan Kalla itu berseberangan dengan kesaksian bekas Gubernur Bank Indonesia yang kini menjabat Wakil Presiden, Boediono, dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Dalam pemeriksaan Panitia Angket, keduanya mengungkapkan betapa mencekam kondisi perekonomian pada masa-masa November 2008 sehingga penyelamatan terhadap Century mutlak diperlukan.
Kalla menilai kondisi pada saat Century diselamatkan tidak terjadi kepanikan. Pasalnya, penjaminan dana nasabah oleh LPS sudah dinaikkan dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar. Dia mengakui pada masa itu memang terjadi krisis global. Tapi dia menilai krisis yang dimaksud tidak seberat apa yang diungkapkan berbagai pihak.
Dia pun membantah jika Century kolaps akibat krisis tersebut. Dia berkukuh kolapsnya Bank Century berkaitan dengan perampokan oleh mantan pemiliknya. "Itu bank gagal, tapi gagal karena dirampok, bukan krisis," katanya.
AGOENG WIJAYA | AMIRULLAH