TEMPO Interaktif, Jakarta - Kota Tangerang Selatan terancam gagal meraih piala Adipura dan mendapat status kota terkotor karena krisis sampah yang terjadi, sejak tiga pekan terakhir ini.
Padahal, kota baru ini telah mempersiapkan diri dalam ajang penghargaan bidang kebersihan lingkungan kota itu sejak setahun lalu." Kalau sampah tidak tertangani, penilaian bisa terpuruk, bisa jadi kota terkotor," ujar Kepala Bidang Informasi Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat serta Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup Tangerang Selatan, Mohammad Isa, Jum'at (22/1).
Menurutnya ada 10 titik pantau yang akan dinilai seperti perumahan, jalan, sekolah, puskesmas, terminal, stasiun, perkantoran, pertokoan, situ dan pasar. Isa khawatir, permasalahan sampah yang hingga kini belum juga tertangani akan berdampak besar pada penilaian tahap kedua yang akan dilakukan oleh tim Kementerian Lingkungan Hidup April-Mei mendatang. Sementara penghargaan akan diberikan pada 5 Juni bertepatan dengan hari lingkungan hidup.
Tangerang Selatan merupakan salah satu dari 65 kota sedang regional Jawa sebagai peserta dalam penghargaan Adipura. Ajang bergengsi bagi kota/kabupaten di Indonesia ini juga akan diikuti 14 kota besar dan 13 kota Metro.
Masyarakat Tangerang Selatan pesimistis jika kota baru hasil pemekaran Kabupaten Tangerang bisa meraih penghargaan Adipura." Boro-boro Adipura, bersihnya juga gak," ujar Koordinator Dewan Pemantau Penyelenggara Pemerintah Tangerang Selatan Suryadi.
Baca Juga:
Semestinya, kata dia, pemerintah daerah setempat tidak muluk-muluk untuk mengejar Adipura." Yang terpenting sekarang urus sampah dulu, mau dibuang kemana,"katanya. Menurutnya, permasalahan sampah ini adalah masalah yang sangat serius dan berdampak pada kepentingan masyarakat luas.
JONIANSYAH