"Untuk back-up (mendukung) operasi pengendalian satelit Telkom dalam keadaan darurat," kata Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah dalam penandatanganan nota kesepahaman dengan LAPAN di Jakarta, Jumat (22/1).
Nota kesepahaman itu juga membolehkan Telkom untuk memanfaatkan data citra satelit LAPAN. Data itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan perencanaan, pemasaran, operasional, dan pemeliharaan.
Sebagai gantinya, PT Telkom akan mengikutsertakan dua tenaga ahli LAPAN untuk magang di pabrik satelit Telkom 3 di Rusia selama 18 bulan. Telkom juga mengirimkan lima karyawannya dalam program itu. Rinaldi mengatakan total biaya program tersebut mencapai Rp 2,7 miliar.
"Ini simbiosis mutualisme," katanya. Melalui nota itu, Rinaldi melanjutkan, LAPAN juga bisa bekerja sama untuk menggunakan produk-produk telekomunikasi Telkom. Keduanya juga bisa bekerja sama membuat satelit baru.
Kepala LAPAN Adi Sadewo Salatun berharap pembuatan satelit tersebut bisa terwujud. LAPAN sudah menyiapkan 150 hektare tanah di Biak untuk menerbangkan roket pembawa satelit. "Kita bisa menghemat US$ 5 juta untuk membayar asuransi kalau roket itu jatuh karena di sana merupakan tanah kosong," ujarnya.
Pada 2 Maret lalu Telkom membuat kontrak pengadaan Satelit Telkom-3 dengan ISS Reshetnev (Rusia). Kontrak itu mencakup pembuatan satelit, jasa peluncuran, penyediaan perangkat pengendali satelit serta pelatihan dan magang.
Pemesanan satelit itu untuk memenuhi kebutuhan transponder untuk pengembangan layanan bisnis satelit, khususnya Telkom Group. Satelit Telkom-3 berkapasitas 42 transponder. "Sebanyak 40-45 persen akan disewakan sedangkan sisanya kami pakai sendiri," ucapnya.
DESY PAKPAHAN