Dalam peristiwa ini tiga ABK belum ditemukan. Mereka ialah nahkoda kapal, Aslan dan Kepala Kamar Mesin Suhandi, masing-masing asal Ponorogo dan asal Lamongan, Jawa Timur. Sementara satu awak belum diketahui identitasnya.
Kapal Yosefina membawa muatan forklift dan jenset, diderek dengan menggunakan kapal tongkonan bernama Damar Lautan. Keduanya tenggelam, Selasa (12/1) sekitar pukul 16.00 wita. Ketika berangkat pukul 08.00 dari pelabuhan Asam-Asam, Kota Baru, Kalimantan Selatan. Kapal ini mengalami musibah badai di perairan 20 mil barat laut Pulau Papadangang.
Tujuh ABK yang berada di dalam kapal take boat tenggelam. Sementara kapal dereknya terapung-apung. Tiga ABK yang tidak diketahui identitasnya berhasil selamat kemudian naik ke atas kapal derek.
Mereka kini dikabarkan telah berada di Jawa Timur, sebelum semula mereka berada di Balikpapan. Sementara satu ABK yang juga tidak diketahui identitasnya ditemukan telah tewas.
Informasi dihimpun Tempo, kapal derek ini pertama kali ditemukan oleh sejumlah nelayan, Selasa (26/1). Lantamal VI yang mendapat informasi dari PT Jatarim kemudian mengerahkan KRI Suluh Pari, menuju ketitik lokasi. Namun sayang kapal tongkonan ini belum berhasil dibawa karena ukurannya lebih besar dari pada KRI Suluh Pari.
Baca Juga:
"Bayangkan kapal nelayan saja menariknya dengan menggunakan sembilan kapal ke tepian. Kami sebenarnya sudah mau derek tapi ukurannya sangat besar ukurannya 180 vit, panjang 75 dan lebar 25 dari pada kapal milik Lantamal VI,"jelasnya..
ARDIANSYAH