Menurut Harry yang dihubungi Tempo, Rabu (27/1), langkah pilot Donni Nazir sudah cukup antisipatif dalam menyelamatkan penumpang sebanyak 130 orang terdiri dari 120 dewasa, empat anak-anak, enam bayi. Meski tidak ada korban jiwa, sesuai aturan terhadap pilot tetap dilakukan pemeriksaan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi serta Direktorat Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Departemen Perhubungan.
“Biasanya dia (pilot) dilihat kesalahannya dan dipreventing grounding atau tidak boleh terbang kira-kira tiga sampai sepekan dilihat dari berat tidaknya kejadian tersebut,” kata Harry.
Menurut Harry, pada kokpit memang terlihat sinyal yang menunjukkan adanya hidrolik tidak berfungsi. Karena itu, pihaknya meminta maskapai Sriwijaya Air segera memperbaikinya atau mengganti sistem hidrolik yang rusak tersebut.
Secara terpisah sebelumnya, Humas Sriwijaya Air Ruth Hana Simatupang menyatakan pesawat Sriwijaya seharusnya terbang pada pukul 12.00 dan sempat di atas udara 25 menit dan pilot menemukan adanya sinyal di kokpit dan memutuskan untuk return to base (RTB) melalui runway 25 Terminal II. Sebelumnya, pesawat tersebut take off dari Terminal I.
Sementara itu, informasi yang didapat dari salah seorang petugas KNKT, ada dua orang yang memeriksa pesawat tersebut. Mereka adalah Markus Totok dan kapten Prita Wijaya. Namun, kedua petugas KNKT ini belum bisa dihubungi.
AYU CIPTA