TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Hasil kerajinan karya para narapidana seluruh Indonesia dipamerkan di Gedung Pamer Karya Napi Yogyakarta. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar sangat tertarik terhadap sepatu karya narapidana Yogyakarta.
“Ini juga karya para napi?" tanya Patrialis saat membuka pameran, Kamis (28/1).
Petugas lembaga permasyarakatan menjawab “ya”. Patrialis pun memerintahkan para petugas agar membeli produk karya narapidana tersebut. Bahkan ia juga akan membeli sepatu tersebut. Sepatu kulit bermacam corak dengan model sepatu polisi, tentara, maupun sipir dijual seharga Rp 75 ribu hingga Rp 150 ribu.
Barang-barang produksi para narapidana yang lain berupa tempat lilin, tisu, kap lampu, tas, asbak, lilin hias, tempat telepon seluler, dan lain-lain. Harga pun mulai yang termurah seperti tempat tisu kecil dengan harga Rp 7.500 hingga lukisan dengan harga ratusan ribu rupiah. Gedung Pamer Kaya Napi berada di seberang Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan di Jalan Taman Siswa Yogyakarta.
“Jangan hanya orang lain yang membeli produk mereka, tetapi para petugas Lapas juga harus membeli. Sepatu tidak perlu dibeli dari tempat lain, bisa beli di sini,” kata Patrialis.
Menurut Marjiyanto, petugas Lembaga Pemasyarakatan Wonosari yang ditugaskan mengkoordinir karya para narapidana, pameran tersebut untuk meningkatkan kreativitas mereka di dalam penjara. Selain itu juga untuk penghasilan para narapidana supaya tidak seratus persen kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.
“Pameran produk para narapidana ini dari seluruh Indonesia. Pproduk sepatu berbagai macam memang asal Lapas Wirogunan Yogyakarta, namun untuk produksi sepatu saat ini tidak sebanyak sebelum Lapas direnovasi,” kata Marjiyanto.
Rencananya, Patrialis menggandeng para pengusaha besar untuk memasarkan produk para narapidana tersebut.
“Setelah program seratus hari kementerian, kita akan menggandeng para pengusaha besar untuk memasarkan produk mereka, keuntungan seratus persen untuk para narapidana,” kata Patrialis.
MUH SYAIFULLAH