Mustafa juga menyatakan Bank Mandiri tetap pada rencana untuk menambah porsi saham yang dijual pada publik. Rencana tersebut telah mendapat persetujuan Kementerian dan tengah menunggu persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Saat ini saham Mandiri yang dijual di Bursa Efek Indonesia mencapai 37 persen dan akan ditambah menjadi 40 persen.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo menyatakan Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 20 persen. Rasio efisisensi biaya akan dijaga di bawah 45 persen.
Adapun kredit pembiayaan pangan PT Bank Mandiri Tbk tumbuh 11 persen tahun lalu, atau senilai Rp 14,8 triliun. Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Riswinandi memandang penting pembiayaan pangan karena memiliki potensi pertumbuhan besar. "Kondisi tanah dan iklim Indonesia sangat mendukung pengembangan berbagai komoditas pangan," ujar Riswinandi.
Dia melanjutkan, Indonesia juga memiliki sumber daya manusia dengan pengetahuan dan pengalaman bercocok tanam yang baik, serta tingginya minat investor untuk menanamkan modal di sektor pangan. Selain kepada korporasi, bank pelat merah ini juga menyalurkan permodalan ke usaha kecil seperti koperasi unit desa (KUD) dan petani.
Jumlah KUD yang mendapat fasilitas pembiayaan mencapai 119 unit, naik dari 103 unit pada 2008. Adapun pembiayaan untuk petani kecil diberikan melalui Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan, Pola Kemitraan Bina Lingkungan, dan perkebunan plasma. Jumlah petani yang mendapat fasilitas pembiayaan hingga akhir tahun lalu 96.488 petani. "Naik 3000-an orang ketimbang 2008," ujar Riswinandi.
REZA MAULANA | FAMEGA SYAVIRA