TEMPO Interaktif, Jakarta -Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara XI, Adig Suwandi mengatakan perusahaannya baru mendatangkan 75 ribu ton gula, dari 103 ribu ton yang harus diimpor.
"Yang 75 ribu ton itu lewat Surabaya," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad (31/1). Adig mengatakan 75 ribu ton gula itu datang dalam dua tahap. Pertama pada Selasa dua pekan lalu sebanyak 29 ribu ton dengan harga US$ 776 per ton, kemudian yang kedua sebanyak 46 ribu ton pada Selasa (26/1) lalu, dengan harga US$ 822 per ton.
Pemerintah telah menugaskan PTPN XI untuk mengimpor gula sebanyak 103.500 ton. Adig mengatakan akan segera mendatangkan sekitar 25 ribu ton gula yang belum diimpor. "Sekarang pasokan gula terbatas," katanya.
Pasokan gula yang terbatas itu, kata Adig disebabkan banyak negara juga melakukan impor. "Cina, India, Irak, dan Pakistan sekarang juga sedang melakukan impor," katanya.
Apalagi harga gula di bursa London pada Jumat lalu mencapai US$ 742,9 per ton. "Harga masih mahal," katanya. Ia memastikan sisa impor gula yang harus didatangkan itu, akan tiba sebelum pertengahan April.
Sedangkan PT Perkebunan Nusantara X belum melakukan proses importasi. "Masih dalam pengapalan," kata Direktur Utama PTPN X Subiyono saat dihubungi Tempo hari ini.
Yang jelas, Subiyono menambahkan pihaknya sudah melakukan lelang dengan harga US$ 776 per ton. Ia memastikan impor gula akan tiba pada pekan kedua Februari. "Kita ini ditugaskan untuk mengisi dari pertengahan Februari hingga pertengahan Maret," katanya.
PT Perkebunan Nusantara X ditugaskan untuk mengimpor gula sebanyak 94 ribu ton. Pemerintah pada 24 November tahun lalu telah memutuskan untuk mengimpor gula kristal putih sebanyak 500 ribu ton mulai 1 Januari sampai 15 April 2010. Kebijakan ini untuk memenuhi kekurangan pasokan gula di awal 2010.
Izin impor diberikan kepada 6 perusahaan, PT Perkebunan Nusantara IX sebanyak 81.000 ton, PTPN X 94.500 ton, PTPN XI 103.500 ton, PT RNI 85.500 ton, PT PPI 85.500 ton, dan Perum Bulog 50.000 ton.
IQBAL MUHTAROM