TEMPO Interaktif, Balikpapan - Sejumlah wartawan media cetak dan elektronik di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (1/2), melakukan aksi lempar kartu pers di SMA 1 setempat. Wartawan memprotes larangan peliputan aksi mogok belajar yang dilakukan siswa kelas 3 SMA 1 Balikpapan.
"Pintu gerbang pintu masuk sekolah dijaga guru, wartawan dilarang masuk," kata seorang wartawan, Amir. Dia mengatakan, pelarangan ini melanggar ketentuan Undang-undang Kebebasan Pers di mana wartawan boleh memperoleh informasi publik. Wartawan, kata dia, juga kesulitan memberikan hak jawab bagi sumber SMA 1 Balikpapan.
Pantauan Tempo, terdapat belasan media di antaranya Metro TV, ANTV, TV Balikpapan, Radio IDC, Smart FM, Okezone, Tribun Kaltim, Kaltim Post, dan Metro Balikpapan. Sambil menunggu di gerbang sekolah, mereka melempar ID Card wartawan ke tanah setelah dilarang meliput SMA 1 Balikpapan.
Ratusan siswa kelas 3 SMA 1 Balikpapan, Senin (1/2) pukul 09.00 WIB, menggelar mogok belajar. Para siswa menolak pungutan bimbingan belajar sebesar Rp 700 ribu serta mutasi empat guru jelang pelaksanaan Ujian Nasional Maret mendatang.
Sumber Tempo menyebutkan, empat guru yang terkena mutasi yaitu Jamhuri (Sosiologi), Mujian Sutotok (IPA), Siti Sihalolo (Ekonomi) dan Marzani (Geografi). Mereka terkena aturan Dinas Pendidikan Balikpapan bahwa para guru harus memenuhi 24 jam mengajar dalam sepekan.
Perwakilan para siswa saat ini sedang bertemu dengan Kepala Sekolah SMA 1 Balikpapan serta sejumlah guru. Dengan pertemuan ini, para guru berharap proses demo tidak mengganggu proses belajar mengajar.
SMA 1 Balikpapan termasuk sekolah favorit di Provinsi Kalimantan Timur. Wakil Presiden Boediono pada pertengahan Januari lalu, menyempatkan diri berdialog dengan perwakilan para siswa.
Sepekan sebelumnya, siswa SMA 5 Balikpapan juga melakukan aksi serupa saat gurunya terkena aturan mutasi Dinas Pendidikan setempat. Siswa kelas 3 SMA 5 Balikpapan melakukan aksi mogok belajar bila tuntutannya tidak terpenuhi.
SG WIBISONO