TEMPO Interaktif, Houston - Perusahaan eksplorasi minyak terbesar Amerika Serikat, Exxon Mobil Corp. Senin kemarin melaporkan, dalam kuartal keempat kemarin keuntungannya di atas ekspektasi para analis Wall Street akibat meningkatnya proyek gas alam.
Namun laba bersih turun 23 persen, karena berkurangnya permintaan bahan bakar di tengah lesunya perekonomian global. Sehingga menyebabkan kerugian dalam bisnis penyulingan.
Produksi minyak dan gas meningkat hampir dua persen dalam kuartal kemarin menjadi 4,18 juta barel per hari melebihi perkiraan para analis. Kondisi itu didukung oleh produksi gas alam cair (LNG) Exxon di Qatar.
“Produksi gas di Asia Pasifik dan TimurTengah naik 31 persen,” ujar analis dari Raymond James, Pavel Molchanov. Kenaikan ini berasal dari mulai beroperasinya terminal pengolah gas alam cair di Qatar yang mulai beroperasi di paruh kedua tahun lalu.
Exxon dan perusahaan lainnya pengolah minyak menjadi premium, minyak disel, dan minyak pemanas melihat marjin keuntungan penyulingan hancur setelah harga minyak naik lebih dari 30 persen, sedangkan permintaan industri turun karena memburuknya ekonomi.
Laba bersih Exxon di kuartal empat lalu sebesar US$ 6,05 miliar atau US$ 1,27 per saham, turun dari US$ 7,82 miliar atau US$ 1,54 per saham dalam periode yang sama tahun sebelumnya. Para analis di Wall Street memprediksikan labanya sebesar US$ 1,19 per saham menurut survei dari Thomson Reuters.
Unit penyulingan minyak Exxon di seluruh penjuru dunia mengalami kerugian US$ 189 juta, jika dibandingkan dengan periode yang sama 2008 yang untung US$ 2,41 juta.“Dua hal yang bisa mendongkrak laba Exxon adalah membaiknya produksi dan membaiknya marjin ,” ujar Phil Weis, analis dari Argus Research.
MARKETWATCH | VIVA B KUSNANDAR