TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro segera mengeruk lumpur di waduk Pacal menyusul terjadinya sedimentasi sekitar 11 meter dari 21 total ketinggian air di waduk yang dibangun Pemerintah Belanda pada tahun 1933 itu. Alat sedot itu akan mengeruk lumpur di tiga pintu utama Waduk Pacal yang tersumbat.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro, Kasiyanto, alat sedot lumpur dari Balai Besar Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Bengawan Solo itu dapat mengurangi kekhawatiran para petani yang sawahnya tergabung dari debit air dari waduk Pacal.
Sekitar 16 ribu hektar sawah yang menggantungkan kebutuhan airnya dari waduk Pacal ada di enam kecamatan dan puluhan desa, diantaranya, Kecamatan Temayang, Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberejo dan Kanor.
Sebelumnya, Dinas Pengairan Bojonegoro telah melakukan upaya membuka sumbatan tiga pintu
Waduk Pacal. Di antaranya dengan mendatangkan penyelam dari Marinir Surabaya, membuka pintu air dengan mendatangkan mesin gelontor lumpur. Bahkan, sejumlah paranormal juga didatangkan untuk mengetahui penyebab sumbatan di waduk di Kecamatan Temayang itu.
Data di Dinas Pengairan Bojonegoro menyebutkan, selama sepekan, air di waduk Pacal bertambah dari 8 juta meterkubik menjadi 14,5 juta meterkubik. Adapun tampung maksimal waduk itu sekitar 23 juta meterkubik. Hal itu disebabkan hujan yang turun dalam sepekan ini.
Sujatmiko